Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 10/12/2019, 18:32 WIB

KOMPAS.com - Seorang bayi perempuan, AH meninggal dunia karena tersedak pisang yang disuapi oleh ibu kandungnya. Saat disuapi pisang, AH baru berusia 40 hari.

AH meninggal pada Minggu (8/12/2019) dini hari, setelah sempat dibawa ke Puskesmas Kebon Jeruk, Jakarta Barat.

Ibu dari sang bayi, YS (27), disinyalir terlalu dini dalam memberikan makanan bertekstur kepada bayinya.

Baca juga: Bayi Berusia 40 Hari di Kedoya Meninggal karena Tersedak Pisang yang Diberikan Ibunya

Kenapa tak boleh beri makan bayi sebelum usia 6 bulan?

Pemerintah telah mengatur pemberian air susu ibu (ASI) eksklusif selama 6 bulan sejak bayi dilahirkan. 

Aturan itu tertuang dalam Undang-undang (UU) No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.

Pada pasal 128 berbunyi, "(1) Setiap bayi berhak mendapatkan air susu ibu eksklusif sejak dilahirkan selama 6 (enam) bulan, kecuali atas indikasi medis".

Setelah 6 bulan, bayi barulah boleh diberikan makanan lain yang akrab dengan istilah makanan pendamping ASI (MPAS).

Melansir dari Cleveland Clinic, ada tiga alasan bayi di bawah 6 bulan sebaiknya tidak diberikan makanan padat.

  1. Makanan padat tidak sebergizi seperti ASI maupun susu formula. Makanan padat memiliki nutrisi yang lebih rendah tapi punya kalori lebih tinggi, ini dapat menyebabkan obesitas pada bayi.
  2. Makanan padat lebih sulit untuk ditelan. Bayi mungkin tidak cukup berkembang untuk menelan makanan padat dengan benar sebelum usia 6 bulan.
  3. Makanan padat dapat meningkatkan risiko masalah kesehatan. Makanan padat yang diberikan terlalu dini dapat menyebabkan alergi dan penyakit kulit. Para peneliti mengatakan mungkin ada hubungan dengan penyakit kronis seperti diabetes dan penyakit autoimun.

ASI lebih bergizi

Selain perkara bahaya pemberian makanan padat, penelitian tersebut juga mengungkap pentingnya ASI. Hal ini senada dengan imbauan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dalam website www.kemkes.go.id. 

ASI adalah salah satu investasi terbaik untuk kelangsungan hidup dan meningkatkan kesehatan, perkembangan sosial, serta ekonomi individu.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+