Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Bayi 40 Hari Meninggal Tersedak, Kapan Bayi Siap Diberi Makan Pisang?

KOMPAS.com - Seorang bayi perempuan, AH meninggal dunia karena tersedak pisang yang disuapi oleh ibu kandungnya. Saat disuapi pisang, AH baru berusia 40 hari.

AH meninggal pada Minggu (8/12/2019) dini hari, setelah sempat dibawa ke Puskesmas Kebon Jeruk, Jakarta Barat.

Ibu dari sang bayi, YS (27), disinyalir terlalu dini dalam memberikan makanan bertekstur kepada bayinya.

Kenapa tak boleh beri makan bayi sebelum usia 6 bulan?

Pemerintah telah mengatur pemberian air susu ibu (ASI) eksklusif selama 6 bulan sejak bayi dilahirkan. 

Aturan itu tertuang dalam Undang-undang (UU) No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.

Pada pasal 128 berbunyi, "(1) Setiap bayi berhak mendapatkan air susu ibu eksklusif sejak dilahirkan selama 6 (enam) bulan, kecuali atas indikasi medis".

Setelah 6 bulan, bayi barulah boleh diberikan makanan lain yang akrab dengan istilah makanan pendamping ASI (MPAS).

Melansir dari Cleveland Clinic, ada tiga alasan bayi di bawah 6 bulan sebaiknya tidak diberikan makanan padat.

  1. Makanan padat tidak sebergizi seperti ASI maupun susu formula. Makanan padat memiliki nutrisi yang lebih rendah tapi punya kalori lebih tinggi, ini dapat menyebabkan obesitas pada bayi.
  2. Makanan padat lebih sulit untuk ditelan. Bayi mungkin tidak cukup berkembang untuk menelan makanan padat dengan benar sebelum usia 6 bulan.
  3. Makanan padat dapat meningkatkan risiko masalah kesehatan. Makanan padat yang diberikan terlalu dini dapat menyebabkan alergi dan penyakit kulit. Para peneliti mengatakan mungkin ada hubungan dengan penyakit kronis seperti diabetes dan penyakit autoimun.

ASI lebih bergizi

Selain perkara bahaya pemberian makanan padat, penelitian tersebut juga mengungkap pentingnya ASI. Hal ini senada dengan imbauan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dalam website www.kemkes.go.id. 

ASI adalah salah satu investasi terbaik untuk kelangsungan hidup dan meningkatkan kesehatan, perkembangan sosial, serta ekonomi individu.

Pemberian ASI bahkan disebut sebagai salah satu cara untuk menekan angka kematian bayi karena orangtua telah memberikan makanan terbaik pada anak.

Kemenkes mempublikasikan data pada (07/08/2019), pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan dapat mengurangi hingga 13 persen angka kematian balita.

Baru setelah 6 bulan, bayi diperbolehkan mengonsumsi makanan lain. Namun, bayi tetap disarankan diberikan ASI hingga berusia 2 tahun.

Makanan pertama bagi bayi sebaiknya apa?

Melansir dari Buku Anti Panik Mengasuh Bayi 0-3 Tahun (2017) karya rumah konsultasi Tiga Generasi, ada tiga kelompok makanan yang bisa disajikan untuk bayi di atas 6 bulan. Masing-masing makanan ini punya kelebihan masing-masing:

1. Bubur halus

Bubur halur berbahas tepung beras atau jagung memiliki kelebihan padat kalori, rasa cenderung tawar sehingga jarang menimbulkan reaksi penolakan pada bayi.

2. Buah segar

Pisang menjadi salah satu buah yang dicontohkan untuk diberikan kepada bayi usia lebih dari 6 bulan.

Buah segar dengan tekstur lembut memiliki rasa yang beragam dan kaya akan ensim, tetapi belum tentu diterima dengan mudah oleh pencernan bayi.

3. Protein hewan

Protein hewan seperti daging ayam, sapi, ikan, atau telur lebih baik diberikan setelah perkenalan makanan pertama.

Dicoba dulu

Penulis buku yang terdiri dari 11 orang gabungan dari psikolog, dokter gigi, dokter spesialis anak, praktisi pendidikan, praktisi anak, hingga ahli teknologi tersebut memberikan tips bagi orangtua untuk mengetahui reaksi tubuh bayi terhadap makanan yang diberikan.

Orangtua bisa mencoba satu jenis menu makanan selama 3-4 hari baru beralih ke menu lain.

"Jika bayi menolak, tidak perlu dipaksakan. Orang tua bisa menawarkannya lagi dengan cara yang lebih menyenangkan atau bentuk penyajian yang lebih menarik," tulis Fathya Artha Utami, M.Psi., Psikolog dan kolega seperti dikutip Kompas.com (10/12/2019).

https://health.kompas.com/read/2019/12/10/183200168/bayi-40-hari-meninggal-tersedak-kapan-bayi-siap-diberi-makan-pisang-

Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke