Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hidup di Negara Tropis Bikin Masyarakat Indonesia Rentan Terkena DBD?

Kompas.com - 10/12/2019, 19:00 WIB
Irawan Sapto Adhi,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

Jumlah itu naik dari sebelumnya. Kemenkes RI mencatat pada 29 Januari 2019, jumlah kasus DBD mencapai 13.683 dengan jumlah meninggal dunia 133 jiwa.

Apa yang harus dilakukan?

Melihat jumlah kasus tersebut, tentu membuat banyak masyarakat merasa was-was. Lalu, yang jadi pertanyaan, apa yang bisa kita lakukan untuk menghindari terjangkit penyakit DBD ini?

Kemenkes RI sendiri menekankan cara yang paling efektif untuk melawan DBD adalah dengan melakukan gerakan Pemberatasan Sarang Nyamuk (PSN). 

PSN dapat diwujudkan dalam program 3M, yakni menutup tempat penampungan air bersih, menguras tempat penampungan air bersih, dan mendaur ulang atau memusnahkan barang-barang bekas.

Baca juga: Musim Hujan Segera Tiba, Kenali Gejala DBD pada Anak

Khusus dalam perkara penampungan air bersih, Dr Syahribulan, M.Si., peneliti nyamuk dari Departemen Biologi Universitas Hasanuddin pada kesempatan wawancara dengan Kompas.com menegaskan bahwa benda ini dapat menimbulkan masalah baru.

Menurutnya, tempat penampungan air justru dapat membuat nyamuk Aedes aegypti (pembawa virus Dengue) makin berkembang biak.

Oleh sebab itu, dia menganjurkan masyarakat tidak membuat tempat penampungan air karena bisa menjadi tempat bagi nyamuk Aedes aegypti meletakkan telur mereka. 

"Seharusnya yang kita lakukan adalah menghilangkan tempat-tempat air yang bisa menjadi tempat (nyamuk Aedes aegypti) berkembang biak," ujarnya via telepon kepada Kompas.com, Selasa (29/1/2019).

Syahribulan menjelaskan nyamuk Aedes aegypti sebetulnya tidak meletakkan seluruh telurnya sekaligus, melainkan satu per satu.

Selain melakukan langkah 3 M, masyarakat juga diimbau untuk menjaga perilaku hidup bersih dan sehat.

Tak hanya itu, masyarakat juga sebisa mungkin menghindari gigitan nyamuk seperti menggunakan kelambu dan losion pengusir nyamuk untuk tidur, serta menanam tanaman pengusir nyamuk.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau