Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sering Stres dan Gampang Emosi, Waspadai Sindrom Patah Hati

Kompas.com - 11/12/2019, 16:00 WIB
Mahardini Nur Afifah,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

Sumber WebMD

"Sekitar 95 persen pasien bisa pulih dalam satu atau dua bulan. Tingkat keberhasilan penyembuhan biasanya cukup tinggi. Kematian pada pasien yang tidak memiliki riwayat komplikasi jarang terjadi. Angkanya di bawah 3 persen," jelas Decker.

Baca juga: Patah Hati Bukan Sekadar Kiasan, Komplikasinya Mematikan

Antisipasi

Melihat faktor risiko orang dengan tingkat stres tinggi bisa terserang sindrom patah hati, satu-satunya langkah antisipasi adalah mengelola emosi.

Sekilas istilah mengelola emosi memang terdengar sederhana, namun tidak mudah bagi orang yang mengalami sindrom tersebut.

Seperti yang dialami Joanie Simpson saat putrinya meninggal dunia. Ia butuh waktu cukup lama agar bisa lepas dari sindrom patah hati. Ia berupaya keras berpikir santai. Setelah tiga tahun terapi medis, kini ia sudah baik-baik saja.

Ia juga mencoba rileks dengan memiliki binatang peliharaan, bersenang-senang dengan pasangan, dan sesekali bepergian dengan teman baiknya.

Sejumlah pasien juga diberi terapi medis dengan cara diberi obat untuk membantu memperbaiki dinding jantung.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau