Penelitian juga membuktikan, penderita kecemasan dan depresi biasanya tidur kurang dari enam jam setiap malamnya.
Ada dua cara yang bisa kita lakukan untuk mengatasi sulit tidur, yaitu dengan mengonsumsi obat atau terapi perilaku kognitif.
Terapi perilaku kognitif
Terapi kognitif untuk meningkatkan kualitas tidur antara lain sebagai berikut:
- Teknik relaksasi
Teknik relaksasi ini dilakukan untuk menghilangkan ketegangan di otot tubuh sehingga kita merasa rileks. Hal ini bisa dilakukan dengan meditasi, latihan mindfulness atau latihan pernapasan.
Baca juga: Insomnia? Terapi Akupunktur Bisa Bantu Mengatasinya
- Kontrol simulasi
Cara ini melibatkan pengontrolan aktivitas sebelum tidur dan lingkungan sekitar untuk memoderasi pola tidur. Misalnya, mengendalikan rangsangan untuk berada di tempat tidur hanya ketika kita mengantuk.
Jadi, sebelum waktu tidur tiba kita tidak diperbolehkan untuk berada di aats tempat tidur. Cara ini akan mengontrol pikiran kita agar merasa siap tidur ketika kita berada di atas kasur.
- Cognitive behavioral therapy (CBT)
Ini adalah jenis terapi yang dirancang untuk membantu orang memahami dan mengubah pola pikir di balik perilaku tertentu.
Cara ini berguna untuk mendorong seseorang agar berpikir positif demi ketenangan dalam hidup sehingga mereka bisa tidur nyenyak.
- Penggunaan obat
Ketika terapi perilaku dan kiognitif tidak bisa mengatasi insomnia, biasanya dokter akan menyarankan penggunaan obat.
Ada berbagai pilihan obat yang bisa digunakan untuk mengatasi insomnia, antara lain benzodiazepin, hipnotik non-benzodiazepin, dan antagonis reseptor melatonin.
Namun, obat-obatan tersebut baisanya membuat penderita insomnia ketergantungan. Oleh karena itu, kita harus menggunakannya sesuai resep dokter atau membatasi dosisnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.