Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Punya Gejala Mirip, Ini Beda Sakit Kepala Akibat Migrain dan Sinusitis

Kompas.com - 15/12/2019, 12:33 WIB
Irawan Sapto Adhi,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

Oleh sebab itu, para wanita bisa menghindari atau mengurangi konsumsi obat-obatan yang mengandung estrogen.

Obat-obatan yang dimaksud, sepert pil KB atau terapi penggantian hormon. Hal ini bisa dibicarakan dengan dokter tentang alternatif atau dosis penggunaan estrogen yang sesuai.

Sementara itu, melansir dari National Center for Biotechnology Information (NCBI) (14/12/2019), penangananan sinusitis kronis paling baik dilakukan oleh tim profesional secara multidisipliner.

Penatalaksanaan kasus sinusitis di antaranya membutuhkan perawatan primer, ahli penyakit menular, ahli telinga hidung tenggorokan (THT), ahli radiologi, dan perawat terlatih khusus.

Dalam penanganan ini, perawat THT juga harus mendidik pasien untuk mengendalikan faktor-faktor pemicu, seperti menghindari tembakau yang dapat memperburuk gejala sinusitis kronis.

Baca juga: Mengenali Gejala Penyakit Sinusitis

Sedangkan apoteker perlu mendidik pasien tentang terapi anti alergi yang dapat membantu mengendalikan gejala sinusitis.

Para pasien juga harus diberitahu untuk mengelola penyakit refluks gastroesofageal karena diketahui merupakan pemicu sinusitis kronis.

Terakhir, pasien harus dididik tentang kemungkinan komplikasi sinusitis kronis dan kapan harus mencari bantuan medis.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau