Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejumlah Daerah Terendam Banjir, Waspadai 6 Penyakit Menular Ini

Kompas.com - 18/12/2019, 10:00 WIB
Mahardini Nur Afifah,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Banjir menggenangi sejumlah kawasan di Indonesia beberapa waktu terakhir.

Sejumlah wilayah di Sigi, Lebak, Riau, sampai Jakarta terendam banjir seiring intensitas hujan yang meningkat.

Melansir situs resmi Kementerian Kesehatan, berikut beberapa penyakit menular yang perlu diwaspadai saat dan setelah banjir:

1. Diare

Penyakit ini terkait erat dengan kebersihan individu dan lingkungan.

Saat banjir tiba, sumber air bersih khususnya dari sumur dangkal banyak yang tercemar bakteri maupun virus.

Fasilitas air bersih di pengungsian saat banjir juga minim ketersediaan air bersih.

Diare merupakan salah satu penyakit menular. Perlu kewaspadaan agar persebaran penyakit ini tidak meluas saat musim banjir.

Baca juga: Ratusan Warga di Kampar Terserang Bermacam Penyakit akibat Banjir

2. Demam berdarah

Musim hujan dan banjir rentan merebak populasi nyamuk Aedes aegypti, pembawa penyakit demam berdarah Dengue (DBD).

Pada musim tersebut, timbul genangan air di kaleng bekas, ban bekas, dan tempat lain yang bisa digunakan nyamuk berkembang biak.

Semakin suburnya populasi nyamuk ini, potensi penularan demam berdarah semakin meningkat.

Anda perlu waspada jika menemukan gejala demam tinggi selama beberapa saat. Serta tanda-tanda pendarahan.

Baca juga: Musim Hujan Segera Tiba, Kenali Gejala DBD pada Anak

3. Leptospirosis

Penyakit leptospirosis disebabkan oleh bakteri yang disebut leptospira.

Penyakit ini termasuk salah satu penyakit zoonosis, karena ditularkan melalui hewan atau binatang.

Di Indonesia, leptospirosis jamak ditularkan tikus melalui kotoran dan air kencingnya.

Pada musim hujan terutama saat terjadi banjir, tikus biasanya berkeliaran keluar dari liangnya untuk menyelamatkan diri.

Kotoran dan air kencing tikus yang berkeliaran di sekitar manusia sering bercampur dengan air banjir.

Akibatnya, jika orang yang memiliki luka di tubuhnya kontak dengan air banjir yang mengandung bakteri lepstopira dari tikus dapat terinfeksi leptospirosis.

Gejala penyakit ini antara lain panas tinggi tanpa sebab jelas, sakit kepala, dan tubuh menggigil.

4. Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA)

ISPA disebabkan bakteri, virus dan berbagai mikroba lainnya.

Gejala utamanya batuk, demam, terkadang disertai sesak napas, sampai nyeri dada.

Penyakit ini dapat disembuhkan dengan istirahat yang cukup, pengobatan, dan meningkatkan daya tahan tubuh pengidap.

Tempat pengungsian korban banjir yang tidak higienis juga berpotensi membuat penyakit menular ini gampang merebak.

Baca juga: Cerita Korban Banjir Kampar, Panik Saat Tengah Malam hingga Menahan Lapar

5. Penyakit kulit

Penyakit kulit dapat berupa infeksi sampai alergi. Penyebab utamanya dari kebersihan yang kurang terjaga. Penyakit ini gampang menular.

Seperti penyakit ISPA, tempat pengungsian korban banjir yang tidak higienis dapat menjadi biang penularan infeksi kulit.

6. Penyakit saluran pencernaan

Gejala penyakit saluran cerna paling umum adalah demam dan gangguan pencernaan.

Penyakit menular ini kerap mengintai di musim banjir karena kebersihan asupan yang tidak terjaga.

Jaga kondisi tubuh selama dan setelah banjir tiba. Perhatikan asupan dan jaga pola makan dengan gizi seimbang untuk meningkatkan daya tahan tubuh.

Tak kalah penting, jaga kebersihan diri dan lingkungan sekitar agar terbebas dari berbagai penyakit selama musim banjir.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau