Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Akhir Pekan Jalan Sendiri? Ini 8 Manfaatnya Bagi Kesehatan Mental

Kompas.com - 22/12/2019, 09:12 WIB
Mahardini Nur Afifah,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Jalan sendiri atau menyendiri kerap dipandang sebelah mata.

Begitu kita makan sendiri di restoran, beberapa orang memandang dengan tatapan aneh atau penuh empati.

Tak berbeda jauh saat kita menonton film sendiri. Pasangan yang duduk di sebelah melihat dengan tatapan iba.

Pilihan orang untuk jalan sendiri juga kerap diasosiasikan dengan kesepian.

Padahal keduanya berlainan. Orang yang kesepian menginginkan koneksi sosial tapi terisolasi.

Sementara, orang jalan sendiri biasanya karena pilihan di sela-sela berinteraksi secara sosial.

Melansir Verywell Mind, riset menunjukkan kesepian atau terisolasi secara sosial meningkatkan risiko serangan jantung, obesitas, depresi, sampai mati muda.

Namun, penelitian lain menunjukkan beberapa orang terkadang membutuhkan kesendirian.

Mereka ingin mendapatkan kebebasan minim gangguan, opini, atau pendapat orang lain.

Keinginan jalan sendiri tersebut dipengaruhi kepribadian masing-masing. Preferensi kesendirian tersebut menentukan dampaknya bakal positif atau negatif.

Baca juga: Banyak Orang Takut Jadi Jomblo, Ini Bukti Status Single Bukan Akhir Dunia

Orang dengan kepribadian ekstrovert cenderung tidak nyaman jalan sendirian. Tapi, bukan berarti jenis orang seperti ini tidak butuh waktu untuk sendiri.

Sebaliknya, orang introvert memang cenderung nyaman jalan sendiri. Namun, bukan berarti tipe orang seperti ini tidak butuh koneksi dan jaringan sosial.

Kendati sering dirisak, kebiasaan jalan sendiri sebenarnya punya segudang manfaat.

Melansir berbagai sumber, berikut beberapa manfaat jalan sendiri atau menyendiri.

1. Meningkatkan Empati

Saat menghabiskan waktu bersama teman dekat, lingkungan, atau teman kerja, secara tidak sadar kita menciptakan batasan "kami vs mereka".

Dengan menghabiskan waktu sendirian, kita lebih punya welas asih atau empati kepada orang lain di luar lingkup pergaulan kita.

2. Daya ingat lebih baik

Ketika bersama-sama orang lain, kita cenderung lebih malas mengingat suatu informasi karena mengandalkan orang lain.

Namun saat sendiri, kita dipaksa fokus untuk memperhatikan sesuatu. Itu dapat menjadi latihan otak agar punya daya ingat lebih baik.

3. Meningkatkan produktivitas

Saat ini jamak tren kerja tanpa sekat. Tujuannya agar orang berinteraksi satu sama lain.

Namun studi menunjukkan, kerja beramai-ramai menurunkan produktivitas.

Kinerja orang terbukti lebih baik saat mereka punya sedikit privasi.

Baca juga: Jaga Kestabilan Emosi, Ibu Perlu Luangkan Waktu untuk Diri Sendiri

4. Melecut kreativitas

Para penulis atau seniman ingin menyewa studio khusus untuk berkarya bukanlah isapan jempol.

Menghabiskan waktu sendiri memberikan kesempatan otak untuk mengembara. Hal itu membantu kita lebih kreatif.

5. Memperkokoh mental

Fitrah kita sebagai makhluk sosial adalah punya ikatan kuat dengan orang lain.

Namun sendiri juga tidak kalah penting. Studi menunjukkan, saat sendiri kita jadi bisa lebih menoleransi kesepian.

Hal itu dapat meningkatkan kebahagiaan, menambah kepuasan hidup, dan memantapkan kemampuan manajemen stres.

6. Leluasa merencanakan hidup

Banyak orang piawai merencanakan liburan sampai pernikahan. Namun sedikit yang jago merencanakan masa depan.

Menghabiskan waktu sendirian memberikan kesempatan kita berpikir jernih ada prioritas yang harus dicapai di sela-sela kesibukan.

Saat sendiri, kita juga punya waktu lebih untuk memikirkan cita-cita, mengevaluasi pencapaian, dan perubahan yang diinginkan dalam hidup.

7. Mengenal diri sendiri

Sendiri membuat kita bisa lebih mengenal diri sendiri, tanpa intervensi pendapat orang lain.

Dengan mengenal diri sendiri, kita dapat lebih mengembangkan potensi diri.

8. Meningkatkan kualitas hubungan

Pepatah klasik menyebut sedikit jarak bisa membuat hubungan lebih hangat. Hal itu diamini riset yang diterbitkan di British Journal of Psychology.

Punya relasi sosial dan sistem dukungan sosial memang penting bagi kesehatan mental.

Namun ada kalanya kita membutuhkan jeda untuk jalan sendiri sembari menghargai setiap koneksi sosial yang sudah kita bangun.

Baca juga: Demi Kesehatan Mental, Bicaralah dengan Diri Sendiri

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau