Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ely Sugigi Potong Gigi, Dokter Ingatkan Risiko Kesehatan yang Mengintai

Kompas.com - 25/12/2019, 13:00 WIB
Irawan Sapto Adhi,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Belakangan sebagian dari kita dibuat pangling dengan penampilan baru komedian Ely Sugigi yang memotong atau merapikan giginya.

Dia kini tampil berbeda. Melalui akun Instagram-nya, @ellysugugi_real, perempuan kelahiran 16 Oktober 1971 itu menceritakan jika gigi depannya yang agak maju telah dipotong.

Keputusan Ely Sugigi itu pun mendapat pujian dari warganet.

Melansir dari Kompas.com (22/12/2019), sejumlah akun Instagram mengomentari positif penampilan baru Ely Sugigi.

Cantik pok gigi nya dah rapi,, sukses terus ya pok,” tulis akun @azaalizaa.

Po Eli cantik bgt pangling aq,” kata akun @fanizadaniar.

Sementara itu warganet lain mengomentari dengan memasang emoticon tepuk tangan, suka, terkejut, dan menangis.

Baca juga: Potong Gigi, Ely Sugigi Dapat Pujian Netizen

Risiko kesehatan

Namun di balik pujian itu, ternyata ada risiko kesehatan yang bisa jadi dialami oleh Ely Sugigi karena memotong giginya.

Seperi yang disampaikan oleh Dokter Spesialis Ortodonti RS JIH Solo, drg. Slamet Basuki, Sp.Ort.

Dokter gigi yang akrab disapa Dokter Gigi Memed itu menyebut ada beberapa konsekuensi yang harus diperhatikan seseorang ketika memutuskan untuk melakukan potong gigi atau incisal dental grindin.

Berikut risikonya:

1. Rusak email gigi

Potong gigi menyebabkan rusaknya enamel atau email gigi sehingga berisiko membuat gigi mudah berlubang.

2. Gigi berubah sensitif

Tindakan potong gigi bahkan bisa membuat gigi menjadi hipersensitif.

Pasalnya email gigi atau lapisan keras pelindung gigi yang melindungi dentin yang sensitif terkikis saat melakukan potong gigi.

Apabila email gigi ini terkikis, dentin di bawahnya akan terekspos sehingga dapat menyebabkan rasa sakit dan meningkatkan sensitivitas.

Baca juga: 4 Tips Menjaga Kesehatan Gigi Saat Puasa

3. Ubah cara kunyah

Pemotongon gigi beresiko mengubah susunan kunyah atau oklusi gigi rahang atas dan bawah.

Hal ini berisiko mengubah beban kunyah pada sendi rahang atau temporo mandibular join (TMJ) sehingga bisa menyebabkan ketidakseimbangan pada TMJ itu sendiri.

4. Tak mengubah penampilan secara signifikan

Secara tampilan, potong gigi dirasa tidak akan banyak mengubah penampilan wajah seseorang.

Dokter Gigi Memed merupakan ortodontis yang ahli di bidang pengobatan maloklusi atau disebut dengan gigitan yang tidak benar.

Gangguan itu disebabkan karena ketidakteraturan gigi dan rasio yang tidak tepat dari rahang.

Memed ahli dalam meningkatkan penampilan diri pada wajah pasien yang mengalami kasus kelainan dan ketidaksejajaran gigi.

"Seseorang yang email giginya tipis otomatis tak bisa lagi makan sembarangan. Mereka harus hati-hati jika tidak ingin giginya sakit," jelas Memed saat diwawancara Kompas.com (24/12/2019).

Cara makan seseorang yang melakukan potong gigi biasanya akan berubah menjadi lebih halus.

Baca juga: Pakai Behel, Adakah Makanan Pantangannya?

Kenapa bisa lebih halus? Hal itu terjadi karena gigi yang dipotong akan berkurang ketebalan emailnya sehingga menjadi sensitif.

Lebih baik pakai behel

Memed menjelaskan dari sudut pandang kedokteran gigi, seseorang yang ingin memperbaiki dan menjaga fungsi gigi secara maksimal, lebih baik menempuh perawatan gigi ortodontik.

Masyarakat lebih umum mengenal perawatan ortodontik dengan sebutan behel gigi.

Perawatan ortodontik bisa ditembuh untuk mengatur letak gigi, posisi gigi, dan relasi gigi atas bawah dengan ideal.

"Ideal di sini berhubungan dengan kemiringan, kerapatan, jarak antargigi atas dan bawah saat oklusi, termasuk menyesuaikan penampilan wajah," terang Memed.

Dia menambahkan perawatan ortodontik merupakan wewenang atau kompetensi dari dokter gigi spesialis ortodonti. Masyarakat diimbau tak sembarangan mengakses layanan behel gigi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com