Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jangan Anggap Remeh, Stroke Ringan Bisa Merusak Otak

Kompas.com - 02/01/2020, 09:00 WIB
Ariska Puspita Anggraini,
Mahardini Nur Afifah

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Beberapa orang pernah mengalami stroke ringan.

Namun, karena gejalanya hanya berlangsung beberapa saat dan berangsur-angsung menghilang, beberapa di antaranya menyepelekan penyakit tersebut.

Padahal, stroke ringan bisa menjadi awal mula penyakit stroke kronis.

Melansir Web MD, sebuah penelitian di Inggris pada 2010 lalu menyebutkan, gejala stroke ringan mirip stroke biasa.

Yang membedakan, serangan stroke hanya berlangsung beberapa menit dan tidak menyebabkan kerusakan organ lanjutan.

Studi tersebut juga mengungkapkan, 70 persen pasien tidak memahami penyebab gejala stroke ringan yang dialaminya.

Bahkan, hanya sedikit di antara pengidapnya yang mencari pertolongan medis dalam waktu tiga jam sejak kali pertama terserang stroke.

Waktu krusial untuk menyelamatkan dan memulihkan penderita pascaserangan stroke. 

Baca juga: Pertolongan Awal Pasien Stroke, Jangan Lewatkan 60 Menit Berharga

Apa itu stroke ringan

Stroke ringan juga dikenal sebagai Transient Ischemic Attack (TIA).

Kondisi ini menyebabkan pengidapnya kehilangan fungsi saraf otak dalam waktu singkat. Pemicunya dari penyumbatan pembuluh darah.

Spesialis stroke, Larry B Goldstein, mengatakan sekitar satu dari 20 orang yang memiliki stroke ringan berpotensi mengalami stroke besar dalam beberapa hari.

Tak hanya itu, satu dari 10 penderita stroke ringan, dapat mengalami stroke dalam tiga bulan.

"Banyak pasien bahkan profesional kesehatan seringkali mengabaikan gejala stroke ringan," ucapnya.

Gejala stroke ringan

Agar kita lebih waspada, kenali gejala stroke ringan yang kerap disepelekan. Beberapa di antaranya:

  • Disfasia atau gangguan bahasa
  • Disartria atau kesulitan fisik saat berbicara
  • Gangguan penglihatan
  • Kebingungan
  • Keseimbangan terganggu
  • Sakit kepala
  • Indra perasa abnormal
  • Indera penciuman tidak normal
  • Mati rasa di sisi kanan atau kiri wajah atau tubuh, tergantung lokasi pembekuan darah di otak

Penyebab

Stroke ringan umumnya dipicu penggumpalan darah. Namun, di beberapa kasus penyakit ini disebabkan:

  • Hipertensi atau tekanan darah tinggi
  • Aterosklerosis atau penyempitan arteri yang disebabkan oleh penumpukan plak, di dalam atau di sekitar otak
  • Penyakit arteri karotid yang terjadi ketika arteri karotid internal atau eksternal otak tersumbat (biasanya disebabkan oleh aterosklerosis)
  • Diabetes
  • Kolesterol Tinggi

Baca juga: Jangan Takut Makan Pedas, Studi Buktikan Bisa Kurangi Risiko Stroke

Cara memeriksa stroke ringan

Karena efeknya yang membahayakan kesehatan, kita perlu memastikan orang-orang di sekitar terbebas dari stroke ringan.

Melansir Health Line, berikut cara memastikan apakah seseorang mengalami stroke ringan:

  • Minta orang itu untuk tersenyum. Mereka yang mengalami stroke ringan biasanya sulit untuk menggerakan mulut. Senyum pun terkadang terlihat tidak simetris
  • Minta orang tersebut untuk mengangkat kedua tangan. Jika salah satu tangan tidak bisa digerakan, ini adalah gejala stroke
  • Minta orang itu untuk mengulangi kalimat sederhana. Perhatikan apakah dia sulit mengulangi kalimat sederhana itu atau ada pengucapan yang tidak jelas

Orang yang mengalami stroke ringan berisiko besar mengalami stroke kronis yang menyebabkan kerusakan otak permanen.

Oleh karena itu, kita tak boleh menyepelekannya. Segera berkonsultasi dengan dokter jika menemui gejala atau melihat tanda stroke ringan.

Bahkan, saat gejala stroke ringan yang dialami hanya berlangsung singkat.

Kita wajib segera meminta bantuan medis untuk menghindari risiko yang tidak diinginkan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau