Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kerja dari Rumah, Lebih Baik atau Buruk buat Kesehatan?

Kompas.com - 07/01/2020, 09:30 WIB
Mahardini Nur Afifah

Penulis

Sumber time.com

KOMPAS.com - Belakangan, sejumlah perusahaan jamak memberikan kebebasan cara bekerja untuk karyawannya.

Pekerja flesibel memilih, boleh bekerja di kantor atau mengantor di mana saja (remote working).

Beberapa pekerja pun memilih bekerja dari rumah, kafe, sampai co-working space.

Tak hanya kalangan swasta, pemerintah beberapa waktu lalu juga mewacanakan aparat sipil negara (ASN) bisa bekerja dari rumah.

Baca juga: Wacana Keistimewaan untuk PNS, Kerja dari Rumah, Libur Hari Jumat...

Bekerja dari rumah atau remote working sebenarnya punya plus minus bagi kesehatan. Berikut beberapa di antaranya:

Meskipun gejala khas depresi, seperti kesedihan atau keputusasaan, mudah dikenali, ada gejala yang mungkin kurang terlihat.

Hidup Sehat

Melansir Time, riset dari perusahaan cloud computing ConnectSolutions menyebut, orang yang kerja dari rumah atau remote working lebih sehat dari orang yang mengantor.

Orang yang bekerja dari rumah atau di luar kantor, punya kesempatan lebih banyak untuk berolahraga.

Selain itu, golongan pekerja fleksibel ini juga punya waktu lebih banyak untuk menyiapkan makanan sehat, ketimbang orang yang mengantor biasa.

Kehidupan seimbang

Melansir laman resmi Mental Health America (MHA), orang yang bekerja di luar kantor disebut bisa menjalani kehidupan kerja dan privat lebih seimbang.

Dengan bekerja dari rumah atau di luar kantor, orang cenderung punya lebih banyak waktu dengan teman atau keluarganya.

Dengan begitu, mereka lebih merasa tenteram atau bebas cemas, ketimbang saat harus mengantor biasa.

Baca juga: Stres Bekerja Mengundang Penyakit

Stres

Penelitian dari ConnectSolutions juga menyebut, orang yang kerja dari rumah atau di luar kantor cenderung minim stres.

Pasalnya, para pekerja tidak perlu terjebak kemacetan serta bebas ribet saat berangkat dan pulang kerja.

Sedangkan riset MHA mengungkapkan, budaya kerja fleksibel bisa mengurangi stres karena lebih jarang berkonflik dengan rekan kerja.

Selain itu, remote working juga meminimalkan pekerja terlibat politik di kantor. Hal ini kadang bikin stres sebagian orang.

Remote working juga memungkinkan orang bekerja lebih nyaman sesuai gayanya masing-masing.

Baca juga: Atasi Stres Bekerja dengan Cara Ini

Terisolasi

Kendati punya beberapa sisi positif, bekerja dari rumah atau di luar kantor juga punya dampak negatif.

Ahli dari Cornell University mendapati pekerja remote working cenderung merasa terisolasi atau kesepian.

Perasaan kesepian terkait dengan peningkatan risiko penyakit jantung dan stroke.

Riset lainnya menyebut, isolasi menyebabkan orang mengalami depresi dan gangguan tidur.

Rekomendasi ahli

Melihat plus dan minus kerja dari rumah atau di luar kantor, pekerja yang diberi kebebasan untuk menentukan budaya kerjanya barangkali bakal kebingungan.

Namun, Profesor Psikologi dari City College New York and CUNY Graduate Center, Irvin Schonfeld, membagikan kiatnya.

"Kerja dari rumah atau di kantor sama-sama punya plus minus," jelas dia.

Menurut dia, pilihan fleksibilitas kerja dari rumah atau di kantor perlu disesuaikan dengan kepribadian dan lingkungan kerja masing-masing.

Idealnya, kedua kultur kerja tersebut divariasikan. Misalnya, beberapa hari kerja dari rumah, sisanya mengantor seperti biasa.

Dengan demikian, kita bisa memanen keuntungan dari budaya kerja fleksibel.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com