Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kerja dari Rumah, Lebih Baik atau Buruk buat Kesehatan?

Pekerja flesibel memilih, boleh bekerja di kantor atau mengantor di mana saja (remote working).

Beberapa pekerja pun memilih bekerja dari rumah, kafe, sampai co-working space.

Tak hanya kalangan swasta, pemerintah beberapa waktu lalu juga mewacanakan aparat sipil negara (ASN) bisa bekerja dari rumah.

Bekerja dari rumah atau remote working sebenarnya punya plus minus bagi kesehatan. Berikut beberapa di antaranya:

Hidup Sehat

Melansir Time, riset dari perusahaan cloud computing ConnectSolutions menyebut, orang yang kerja dari rumah atau remote working lebih sehat dari orang yang mengantor.

Orang yang bekerja dari rumah atau di luar kantor, punya kesempatan lebih banyak untuk berolahraga.

Selain itu, golongan pekerja fleksibel ini juga punya waktu lebih banyak untuk menyiapkan makanan sehat, ketimbang orang yang mengantor biasa.

Kehidupan seimbang

Melansir laman resmi Mental Health America (MHA), orang yang bekerja di luar kantor disebut bisa menjalani kehidupan kerja dan privat lebih seimbang.

Dengan bekerja dari rumah atau di luar kantor, orang cenderung punya lebih banyak waktu dengan teman atau keluarganya.

Dengan begitu, mereka lebih merasa tenteram atau bebas cemas, ketimbang saat harus mengantor biasa.

Stres

Penelitian dari ConnectSolutions juga menyebut, orang yang kerja dari rumah atau di luar kantor cenderung minim stres.

Pasalnya, para pekerja tidak perlu terjebak kemacetan serta bebas ribet saat berangkat dan pulang kerja.

Sedangkan riset MHA mengungkapkan, budaya kerja fleksibel bisa mengurangi stres karena lebih jarang berkonflik dengan rekan kerja.

Selain itu, remote working juga meminimalkan pekerja terlibat politik di kantor. Hal ini kadang bikin stres sebagian orang.

Remote working juga memungkinkan orang bekerja lebih nyaman sesuai gayanya masing-masing.

Terisolasi

Kendati punya beberapa sisi positif, bekerja dari rumah atau di luar kantor juga punya dampak negatif.

Ahli dari Cornell University mendapati pekerja remote working cenderung merasa terisolasi atau kesepian.

Perasaan kesepian terkait dengan peningkatan risiko penyakit jantung dan stroke.

Riset lainnya menyebut, isolasi menyebabkan orang mengalami depresi dan gangguan tidur.

Rekomendasi ahli

Melihat plus dan minus kerja dari rumah atau di luar kantor, pekerja yang diberi kebebasan untuk menentukan budaya kerjanya barangkali bakal kebingungan.

Namun, Profesor Psikologi dari City College New York and CUNY Graduate Center, Irvin Schonfeld, membagikan kiatnya.

"Kerja dari rumah atau di kantor sama-sama punya plus minus," jelas dia.

Menurut dia, pilihan fleksibilitas kerja dari rumah atau di kantor perlu disesuaikan dengan kepribadian dan lingkungan kerja masing-masing.

Idealnya, kedua kultur kerja tersebut divariasikan. Misalnya, beberapa hari kerja dari rumah, sisanya mengantor seperti biasa.

Dengan demikian, kita bisa memanen keuntungan dari budaya kerja fleksibel.

https://health.kompas.com/read/2020/01/07/093000868/kerja-dari-rumah-lebih-baik-atau-buruk-buat-kesehatan-

Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke