Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Justin Bieber Didiagnosis Idap "Lyme Disease", Penyakit Apa Itu?

Kompas.com - 09/01/2020, 12:00 WIB
Ariska Puspita Anggraini,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Lewat unggahan di akun Instagram pribadinya, penyanyi Justin Bieber mengaku dirinya menderita penyakit lyme.

Dalam unggahan tersebut, Bieber juga menceritakan bahwa penyakit yang dialaminya juga mempengaruhi fungsi kulit, otak, energi dan seluruh kesehatan tubuhnya.

"Saya sudah melewati tahun-tahun yang sulit untuk mengobati penyakit yang sejauh ini tidak dapat disembuhkan. Namun, saya akan kembali dan lebih baik dari sebelumnya," demikian penggalan kutipan yang menyertai unggahan Instagram Justin Bieber.

Baca juga: Avril Lavigne: Penyakit Lyme Mengubah Hidupnya

 
 
 
Lihat postingan ini di Instagram
 
 

While a lot of people kept saying justin Bieber looks like shit, on meth etc. they failed to realize I've been recently diagnosed with Lyme disease, not only that but had a serious case of chronic mono which affected my, skin, brain function, energy, and overall health. These things will be explained further in a docu series I'm putting on YouTube shortly.. you can learn all that I've been battling and OVERCOMING!! It's been a rough couple years but getting the right treatment that will help treat this so far incurable disease and I will be back and better than ever NO CAP

Sebuah kiriman dibagikan oleh Justin Bieber (@justinbieber) pada 8 Jan 2020 jam 12:29 PST

Lalu, apa sebenarnya penyakit lyme seperti yang dialami penyanyi asal Kanada tersebut?

Melansir laman Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS, penyakit lyme disebabkan oleh bakteri Borrelia burgdorferi dan Borrelia mayonii.

Penyakit ini bisa menular ke manusia melalui gigitan kutu hitam atau kutu rusa.

Penyakit lyme lebih sering ditemui di daerah di mana terdapat kutu, terutama di Inggris dan beberapa bagian Eropa, serta Amerika Utara.

Baca juga: Awas, Gigitan Kutu Bisa Sebabkan Infeksi Serius di Otak

Gejala

Tanda dan gejala yang dialami pasien biasanya diawali dengan munculnya benjolan kecil berwarna merah, mirip dengan benjolan gigitan nyamuk, sering muncul di lokasi gigitan kutu atau pengangkatan kutu dan sembuh dalam beberapa hari.

Setelah satu bulan terinfeksi, gejala tersebut berkembang menjadi:

  • munculnya ruam
  • deman
  • menggigil
  • kelelahan
  • sakit disekujur tubuh
  • sakit kepala
  • leher kaki
  • pembengkakan kelenjar getah bening

Jika tidak diobati, kondisi tersebut bisa menyebabkan peradangan sendi kronis, gejala neurologis seperti kelumpuhan wajah, cacat kognitif dan penyimpangan irama jantung.

Lantas, apakah penyakit ini bisa disembuhkan?

Melansir Hello Sehat, penyakit ini bisa disembuhkan.

Waktu pengobatan yang diperlukan biasanya berkisar dua hingga empat minggu, tergantung pada tingkat keparahan penyakit yang dialami.

Untuk mengatasinya, dokter biasanya akan memberikan antibiotik dan pereda nyeri seperti ibuprofen untuk mengatasi rasa sakit yang dialami pasien.

Sayangnya, gejala penyakit ini bisa timbul kembali setelah hitungan bulan atau bahkan tahunan usai pasien dinyatakan sembuh.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau