KOMPAS.com - Tekanan darah tinggi atau hipertensi merupakan biang penyakit jantung, otak, dan ginjal.
Menurut World Health Organization (WHO), seseorang dikatakan mengalami gangguan kesehatan hipertensi saat pengukuran tekanan darahnya di atas rata-rata.
Penderita hipertensi, level sistoliknya lebih dari 140 mmHg. Sedangkan tekanan darah diastoliknya lebih dari 90 mmHg.
Merujuk Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan (Kemenkes), hipertensi merupakan silent killer lantaran banyak orang tidak menyadari gejala mengidap penyakit ini.
Gejala penyakit ini bisa dirasakan bervariasi di antara penderitanya. Beberapa di antaranya:
Sakit kepala, rasa berat di tengkuk, pusing, jantung berdebar-debar, mudah Ieiah, penglihatan kabur, kuping berdenging, dan mimisan.
Data dari WHO menunjukkan, pada 2015 terdapat 1,13 Miliar orang di dunia menderita penyakit tekanan darah tinggi.
Proporsi penderitanya satu banding empat untuk pria dan satu banding lima untuk wanita.
Baca juga: Studi Ungkap Wanita Lebih Rentan Idap Penyakit Jantung, Kok Bisa?
Selama ini, penyakit pembuluh darah yang disebabkan tekanan darah tinggi seperti jantung dan stroke, identik dengan pria.
Namun, penelitian terbaru di jurnal JAMA Cardiology menemukan fakta penting untuk meningkatkan kewaspadaan kaum perempuan.
Melansir The New York Times, riset tersebut mengungkapkan wanita cenderung mengalami hipertensi lebih awal atau lebih muda ketimbang pria.
Selain itu, lonjakan tekanan darah pada wanita meningkat lebih cepat dibandingkan pria.
Dengan demikian, wanita bisa lebih cepat dan lebih riskan mengalami penyakit jantung sampai stroke daripada pria.
Riset tersebut dikerjakan dengan mengumpulkan data selama 43 tahun dari 32.833 orang berusia lima sampai 98 tahun.
Para peneliti menemukan, kecenderungan tekanan darah wanita lebih gampang melonjak mulai usia 20 tahunan, atau lebih cepat dibandingkan usia pria mengidap hipertensi.