KOMPAS.com – Penyakit jantung dulu identik dengan penyakit bapak-bapak alias kaum pria.
Namun, kini penyakit pembunuh nomor 1 di dunia ini jadi gangguan kesehatan yang tak pandang bulu.
Siapa saja bisa terserang penyakit jantung. Anak-anak, remaja, sampai kaum wanita tak luput dari penyakit mematikan ini.
Mereka yang tak sanggup menjaga pola hidup sehat disinyalir lebih berisiko terkena penyakit kardiovaskular ini.
Baca juga: Mantan Istri Sule Meninggal, Bagaimana Penyakit Lambung dan Hipertensi Merenggut Nyawa?
Seiring Berjalannya waktu, pola serangan penyakit kardiovaskular tenyata mengalami pergeseran.
Jika dulu penyakit jantung lebih banyak membunuh kaum pria, kini penyakit ini lebih banyak merenggut nyawa wanita.
Melansir Time (1/4/2019), sebelum tahun 1987, penyakit jantung lebih banyak merenggut nyawa kaum pria daripada wanita.
Namun, kesenjangan angka tersebut perlahan mulai menyempit.
Pada tahun 2017, jumlah pria dan wanita meregang nyawa akibat penyakit jantung tercatat berada pada tingkat yang sama.
Baca juga: 3 Penyakit Jantung yang Rentan Dialami Wanita, Apa Saja?
Meningkatnya kematian wanita akibat penyakit jantung pada akhir 1980-an disinyalir karena periode tersebut kaum Hawa banyak yang terjun ke dunia kerja.
Selain juga menyelesaikan tanggung jawab domestik di rumah.
Sebagai konsekuensinya, perempuan kala itu mendapatkan tambahan stres, tekanan, dan tangangan hingga memicu sejumlah masalah kesehatan.
Salah satunya memantik serangan penyakit jantung.
"Mereka cenderung menempatkan diri sebagai yang terakhir dan kurang memperhatikan kebutuhan sendiri," kata Dr. Suzanne Steinbaum, Direktur Pencegahan Kardiovaskular, Kesehatan dan Kesejahteraan di Mount Sinai di New York.
Namun, ada ahli lain yang menyebut tidak ada bukti klinis wanita yang bekerja lebih rentan terkena serangan jantung daripada wanita yang tidak bekerja.