"Saat ini, belum ada informasi baru, dangat sulit mengetahui seberapa perlu kita khawatir tentang virus ini," kata Josie Golding dari lembaga penelitian kesehatan yang berbasis di London.
"Sampai mendapat konfirmasi dari otoritas yang berwanang, kita akan tetap gelisah," imbuhnya.
Hal senada juga diungkap oleh Profesor Jonathan Ball, pakar virologi di Universitas Nothingham.
"Kita seharusnya cemas terhadap virus apapun yang menyerang manusia untuk pertama kalinya karena (virus) tersebut mendobrak pertahanan yang ada dalam tubuh," ujar Ball.
"Sekali saja virus itu masuk ke dalam sel manusia dan berlipat ganda, mutasi virus terjadi dan akan memudahkan penyebarannya sehingga lebih berbahaya," tambahnya.
Ball menyebut, jika menilik riwayat coronavirus di masa lalu, penyakit ini biasanya ditularkan dari hewan ke manusia.
Meski begitu, tidak menutup kemungkinan bahwa penyakit ini dapat menular antar-manusia.
Hingga saat ini, otoritas kesehatan China dan WHO menyatakan belum ada "bukti nyata" penularan dari manusia ke manusia.
Selain itu, belum ada petugas kesehatan yang terinfeksi oleh coronavirus jenis baru ini.
Namun, dalam sebuah laporan terdapat kasus suami istri yang sama-sama terinfeksi virus tersebut.
Baca juga: Soal Virus Mematikan Asal China, Menkes: Semua Bandara dan Pelabuhan Waspada
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan