KOMPAS.com - Demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit yang disebabkan infeksi virus dengue tipe 1-4.
Virus ini ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti betina dan Aedes albopictus, yang sebelumnya terinfeksi virus dengue dari penderita DBD lainnya.
Di Indonesia, vektor atau pembawa virusnya kebanyakan nyamuk Aedes aegypti betina. Nyamuk ini pun dikenal sebagai nyamuk DBD.
Baca juga: Demam Berdarah Dengue (DBD): Gejala, Penularan, dan Penanganan
Melansir buku Demam Berdarah (2007) oleh dr. Genis Ginanjar, nyamuk Aedes aegypti betina atau nyamuk DBD punya ciri khas. Antara lain:
Sisik tubuh nyamuk terkadang rontok pada nyamuk betina yang sudah tua.
Selain itu, ukuran dan warna tubuh nyamuk DBD dapat bervariasi, tergantung kondisi lingkungan dan nutrisinya.
Nyamuk DBD betina dan jantan tidak banyak perbedaan. Hal yang membedakan hanya keberadaan rambut di antena nyamuk jantan.
Baca juga: Beda dengan Penyakit Lain, Ini Ciri Bintik Merah pada Penderita DBD
Melansir buku Cara Mudah Mengalahkan Demam Berdarah (2007) oleh Dr. Handrawan Nadesul, nyamuk DBD atau Aedes aegypti memiliki siklus hidup yang spesifik.
Berbeda dari nyamuk kebun yang suka tinggal di luar rumah, nyamuk Aedes aegypti suka tinggal di tempat yang sejuk dan lembab.
Salah satu tempat favoritnya adalah menyelinap di sela-sela barang yang bergelantungan di kamar.
Nyamuk DBD kebanyakan umurnya hanya bertahan sepuluh hari. Paling lama dua sampai tiga minggu.
Sekali bertelur, nyamuk ini bisa menghasilkan 200-400 bakal anakan.
Berbeda dengan nyamuk lain, perindukan nyamuk DBD tidak di air kotor.
Melainkan, di genangan air jernih yang tidak gampang terusik.
Misalkan wadah barang bekas di pekarangan, talang atau tempat penampungan air, tempayan, sampai baki penampungan air di dalam kulkas.