KOMPAS.com - Demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit yang disebabkan virus dengue.
Melansir laman resmi Kementerian Kesehatan, virus dengue dapat menular dari orang ke orang melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti.
Nyamuk biang DBD terdapat di hampir seluruh wilayah Indonesia, kecuali wilayah yang ketinggiannya di atas 1.000 meter di atas permukaan laut (MDPL).
Di negara tropis, penyakit DBD jamak dijumpai dan kerap menjadi kejadian luar biasa (KLB).
Baca juga: Gejala Demam Berdarah Dengue atau DBD pada Anak
Virus dengue menginfeksi nyamuk Aedes betina saat nyamuk tersebut menghisap darah penderita DBD.
Penderita DBD itu umumnya berada dalam fase demam akut.
Demam ini timbul pada dua hari sebelum sampai lima hari setelah panas tinggi.
Nyamuk dapat menimbulkan infeksi selang delapan sampai 12 hari sesudah mengisap darah penderita DBD di fase demam akut.
Setelah melalui periode tersebut, kelenjar ludah nyamuk akan terinfeksi dan virus dapat menular ketika nyamuk mengigit orang.
Setelah masa inkubasi di tubuh manusia, gejala awal penyakit DBD rata-rata mulai muncul dalam empat sampai enam hari.
Penyakit DBD memiliki gejala awal yang spesifik, antara lain:
Dalam beberapa kasus yang serius, penyakit ini menimbulkan pendarahan di saluran cerna, syok, dan kematian.
Baca juga: 6 Cara Tingkatkan Daya Tahan Tubuh untuk Hindari DBD
Menurut buku Demam Berdarah, Perawatan di Rumah dan Rumah Sakit (2004) oleh Dr. Hindra I. Satari, Sp.A(K) dan Mila Meiliasari, setelah timbul demam disertai gejala awal DBD, penderita disarankan segera dibawa berobat ke dokter.
Biasanya, dokter akan memberikan obat penurun demam untuk menjaga suhu tubuh stabil.
Kendati kondisi tubuh sudah membaik, demam mirip pelana kuda karena timbul tenggelam pada pasien DBD itu patut diwaspadai.