KOMPAS.com - Selain wujudnya yang imut dan menggemaskan bagi sebagian orang, memelihara kucing ternata bisa menjadi terapi efektif untuk anak dengan gangguan spektrum autisme (ASD).
Hal tersebut telah dibuktikan lewat riset yang dilakukan oleh Centers for Disease Control and Prevention (CDC).
Dari hasil riset, terungkap bahwa anak-anak dengan autisme memiliki keterampilan sosial yang lebih baik saat diberi tanggung jawab untuk memelihara hewan.
Baca juga: Terapi Seni Tingkatkan Perkembangan Anak Autisme
Menurut Hello Sehat, anak dengan autisme biasanya mempunyai gangguan kemampuan sosial, tidak dapat fokus, dan kurang memiliki rasa empati dan simpati pada sesama.
Hal tersebut bisa diatasi dengan animal-assisted therapy, yaitu terapi yang melibatkan hewan dalam tindakan terapinya.
Tujuan dari terapi tersebut adalah untuk membantu orang sembuh dari gangguan mental, salah satunya anak dengan autisme.
Riset yang diterbitkan dalam Frontiers in Veterinary Science juga menunjukkan adanya manfaat memelihara kucing untuk anak-anak dengan gangguan autisme.
Menurut peneliti, kucing lebih disukai oleh anak dengan autisme karena mereka lebih kompatibel dalam merawat kucing daripada anjing.
Hal itu terjadi karena kucing yang lebih jinak atau tidak agresif daripada anjing atau hewan peliharaan lainnya.
Itu sebabnya, anak dengan gangguan austisme akan merasa lebih nyaman saat berada di dekat kucing daripada hewan yang lain.
Interaksi positif antara kucing dan anak-anak penderita autisme membantu meningkatkan keterampilan sosial sehingga anak lebih mudah berinteraksi dengan orang baru.
1. Mengajarkan Empati dan Kasih Sayang
Anak-anak dengan autisme merasa sulit untuk memahami isyarat sosial yang sederhana.
Dengan memperkenalkan kucing, terutama pada usia dini, membantu mereka mengembangkan kasih sayang untuk hewan peliharaan dan orang lain.
Tanggung jawab merawat hewan peliharaan memungkinkan anak untuk memahami emosi orang lain.
Baca juga: Stres pada Anak Autisme, Faktor, Efek dan Cara Mengendalikannya