Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menimbang Manfaat dan Mudharat Kerokan, Mana yang Lebih Banyak?

Kompas.com - 11/02/2020, 18:01 WIB
Resa Eka Ayu Sartika

Editor

Sumber

Kerokan juga disebut dapat meningkatkan metabolisme energi di tubuh.

Berbagai manfaat kerokan di atas, diuji pada sebuah penelitian skala kecil yang menggali dampak kerokan pada 23 orang partisipan.

• Meredakan sakit leher

Manfaat kerokan yang satu ini sudah cukup dikenal secara tradisional dan sekarang sudah diperkuat dengan salah satu penelitian yang dilakukan pada 48 responden yang merasakan sakit leher kronis.

Dari total jumlah partisipan, peneliti membagi mereka menjadi dua kelompok.

Kelompok pertama mendapat perawatan dengan kerokan. Sementara itu, kelompok lainnya diobati dengan koyo.

Setelah satu minggu, para peneliti mencatat hasil perawatan masing-masing kelompok.

Hasilnya, kelompok pertama melaporkan lebih sedikit rasa sakit dibandingkan dengan kelompok kedua.

Baca juga: Sering Pakai Koyo dan Kerokan? Mungkin Tanda Stres

• Meringankan sakit kepala migrain

Sakit kepala sebelah atau migrain juga dipercaya bisa diredakan dengan kerokan.

Kesimpulan tersebut diambil dari sebuah penelitian yang dilakukan pada seorang lansia yang menderita migrain.

Setelah dikerok secara teratur selama 14 hari, lansia tersebut merasa bahwa migrainnya berkurang.

Namun, jumlah responden di penelitian ini terlalu sedikit, sehingga perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk bisa memastikan konsistensi hasil tersebut.

• Meredakan gejala perimenopause

Terapi yang satu ini juga dianggap dapat meredakan gejala perimenopause seperti banyak berkeringat, insomnia, dan sakit kepala.

Perlu diingat, masih banyak penelitian yang perlu dilakukan untuk memastikan manfaat kerokan bagi kesehatan.

Metode kerokan bukanlah perawatan utama dari kondisi-kondisi di atas. Oleh karena itu, berkonsultasilah dengan dokter apabila Anda merasakan gejala maupun sudah pernah didiagnosis menderita penyakit-penyakit di atas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com