Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Studi: Kurang Tidur Tingkatkan Risiko Serangan Jantung

Kompas.com - 18/02/2020, 21:05 WIB
Ariska Puspita Anggraini,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Bukan rahasia lagi bahwa tidur cukup adalah kunci untuk kesehatan jiwa dan raga kita.

Riset yang diterbitkan dalam American College of Cardiology juga menemukan efek tidur pada risiko serangan jantung.

Riset dilakukan dengan menganalisis kebiasaan tidur dan catatan medis dari 461.347 orang berusia 40 hingga 69 tahun di Inggris.

Baca juga: Serangan Jantung Bisa Terjadi Saat Tidur, Kenali 4 Gejalanya

Data medis dan kebiasaan tidur yang diteliti dalam riset tersebut dikumpulkan selama tujuh tahun lamanya.

Dari hasil analisis data, terungkap bahwa mereka yang tidur kurang dari enam jam per malam 20 persen lebih tinggi risikonya untuk mengalami serangan jantung.

Sementara itu, mereka yang tidur lebih dari 9 jam per malam risiko mengalami serangan jantung 34 persen lebih tinggi.

Peneliti juga menemukan, mereka yang tidur dengan durasi enam hingga sembilan jam permalam justru mengalami pengurangan risiko serangan jantung sebesar 18 persen.

"Riset ini membuktikan bahwa durasi tidur ideal adalah faktor kunci untuk kesehatan jantung," ucap Celine Vetter, selaku pemimpin riset.

Pentingnya kebiasaan tidur yang sehat

Melansir laman Healthline, kebiasaan tidur yang sehat berkaitan dengan kinerja, suasana hati, produktifitas dan memori otak yang lebih tinggi.

Sebaliknya, kualitas tidur yang buruk hanya akan mendatangkan berbagai risiko kesehatan, termasuk masalah kesehatan jantung.

Menurut dr Meir Kryger, pakar tidur dari Yale Medicine, kurang tidur dapat menyebabkan kelainan metabolisme (mis. Obesitas), peradangan, stres, perubahan fungsi kekebalan tubuh, dan fungsi abnormal pada lapisan pembuluh darah.

Pada akhirnya, hal tersebut dapat meningkatkan risiko serangan jantung pada mereka yang secara genetis cenderung terkena penyakit jantung.

Baca juga: Bagaimana Serangan Jantung yang Bisa Sebabkan Kematian?

Tidur terlalu lama juga memiliki efek yang sama.

Melansir Hello Sehat, kelebihan waktu tidur memicu masalah metabolisme seperti intoleransi glukosakarena tubuh.

Akibatnya, tubuh tidak merespons glukosa dengan normal untuk diserap dan dijadikan sebagai bahan energi.

Hal ini akan berisiko memicu hiperglikemia yang dapat menyebabkan diabetes dan penyakit jantung.

Durasi tidur ideal

Melansir laman Pengendalian dan Pencegahan penyakit AS (CDC), durasi tidur malam yang ideal untuk orang dewasa adalah tujuh jam setiap malamnya.

Mengingat pentingnya tidur malam yang cukup, berikut trik untuk mendapatkan tidur yang berkualitas demi kesehatan kita:

  • Tetapkan jadwal tidur yang teratur. Tidurlah pada waktu yang sama setiap malam dan bangunlah pada waktu yang sama setiap pagi, termasuk pada akhir pekan.
  • Biarkan tubuh tubuh terpapar cahaya matahari yang cukup, terutama di awal hari.
  • Lakukan aktivitas fisik yang cukup di siang hari. Cobalah untuk tidak berolahraga dalam beberapa jam sebelum tidur.
  • Hindari cahaya buatan, terutama beberapa jam sebelum tidur. Gunakan filter cahaya biru di komputer atau smartphone Anda.
  • Jangan makan atau minum menjelang waktu tidur, terutama alkohol dan makanan tinggi lemak atau gula.
  • Jaga kamar tidur tetap dingin, gelap, dan tenang.
  • Berkonsultasi dengtan dokter untuk mengantisipasi adanya masalah medis yang mengganggu kualitas tidur.

Baca juga: Obesitas Dapat Sebabkan Penyakit Jantung, Kok Bisa?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau