Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Stroke pada Anak: Gejala, Penyebab, Efek, hingga Cara Mengobati

Kompas.com - 20/02/2020, 16:04 WIB
Ariska Puspita Anggraini,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Penyakit stroke kerap diidentikan dengan orang tua dan orang dewasa. Ya, itu karena penyakit ini memang biasanya dialami oleh orang dewasa.

Namun sebenarnya, siapa pun dapat mengalami stroke termasuk bayi dan anak-anak.

Berdasarkan penyebabnya, stroke terdiri dari dua jenis, yaitu stroke iskemik dan stroke hemoragik.

Baca juga: Jangan Anggap Remeh, Stroke Ringan Bisa Merusak Otak

Stroke iskemik disebabkan penggumpalan darah atau penyumbatan darah. Sedangkan stroke hemoragik disebabkan karena pembuluh darah yang bocor atau pecah.

Melansir Hello Sehat, penggumpalan darah merupakan penyebab paling umum terjadinya stroke pada anak-anak.

Sebenarnya, penggumpalan darah adalah hal yang normal. Penggumpalan darah yang terjadi di otak dapat menyebabkan stroke.

Gejala pada anak

Lalu, bagaimana mendeteksi stroke pada buah hati?

Terkadang sulit untuk mendeteksi adanya stroke pada anak-anak.

Pasalnya, gejala awal stroke pada anak-anak memang sulit dideteksi. Bahkan, stroke pada anak-anak juga bisa terjadi secara tiba-tiba.

Namun, ada gejala-gejala tertentu yang bisa menunjukana adanya ciri-ciri stroke pada anak-anak kita.

Pada bayi berusia 28 hari, misalnya, gejala stroke bisa ditunjukan lewat kejang.

Sementara itu, gejala stroke iskemik pada anak-anak berusia 28 hari hingga 18 tahun antara lain kelumpuhan di satu sisi tubuh, wajah terkulai, gangguan bicara, dan sakit kepala.

Baca juga: Jangan Takut Makan Pedas, Studi Buktikan Bisa Kurangi Risiko Stroke

Penyebab

Sekitar 4 dari 10 stroke terjadi pada anak-anak yang sehat. Stroke pada anak juga bisa disebabkan karena adanya masalah dengan sistem pembekuan darah.

Melansir laman Stanford Children, stroke pada anak juga bisa disebabkan karena beberapa penyakit serius seperti:

  • Masalah jantung
  • Penyakit sel sabit (kelainan darah)
  • Infeksi (seperti meningitis, ensefalitis)
  • Cedera
  • Dehidrasi
  • Sakit kepala sebelah
  • Beberapa gangguan metabolisme
  • Abnormalitas pembuluh darah (diseksi, vaskulitis)
  • Cacat lahir
  • Kondisi genetik
  • Tekanan darah tinggi.

Efek stroke pada anak

Sama dengan orang dewasa, efek stroke pada anak-anak bisa berupa hal-hal berikut ini:

  • Hemiparesis atau kelemahan pada satu sisi tubuh.
  • Hemiplegia yang menyebabkan kelumpuhan pada satu sisi tubuh.
  • Afasia atau kesulitan berbicara dan berbahasa.
  • Disfagia atau kesulitan menelan.
  • Berkurangnya fungsi penglihatan dan munculnya dan masalah persepsi visual.
  • Kehilangan kontrol emosional dan perubahan suasana hati.
  • Perubahan kognitif atau masalah dengan ingatan, penilaian dan pemecahan masalah.
  • Perubahan perilaku atau perubahan kepribadian, bahasa atau tindakan.

Baca juga: Anda Doyan Tidur? Awas Risiko Stroke Mengintai

Cara mengobati stroke pada anak

Cara terbaik untuk menangani ana-anak yang menderita stroke adalah meminta bantuan medis.

Perawatan yang tepat dan tepat akan membantu mencegah kerusakan otak dan mencegah komplikasi permanen seperti melemahnya bagian tubuh tertentu, munculnya masalah penglihatan atau kejang.

Pengobatan stroke pada anak bisa berupa hal-hal berikut ini:

  • Pemberian oksigen
  • Transfusi darah
  • Obat-obatan untuk mengobati pembekuan darah dan pengencer darah
  • Pembedahan untuk beberapa penyebab spesifik.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau