KOMPAS.com - Meski telah berusaha keras, banyak anak-anak merasa sulit menerima pelajaran di sekolah sehingga mempengaruhi nilai akademis mereka.
Hal tersebut bisa menjadi tanda bahwa sang buah hati mengalami learning disorder atau gangguan belajar.
Gangguan belajar membuat seorang anak mengalami kesulitan dalam satu atau lebih bidang pembelajaran.
Baca juga: 5 Ciri Anak Mengalami Gangguan Belajar
Gangguan belajar bukan berarti tanda bahwa anak tersebut bodoh atau malas belajar.
Menurut penasihat pendidikan Monica Mandell, gangguan belajar adalah gangguan proses psikologis yang terlibat dalam pembelajaran.
“Ini dapat memengaruhi cara seseorang belajar cara membaca, menulis, melakukan matematika, atau proses belajar lainnya,” ucap dia, dilansir dari Healthline.
Menurut psikolog anak Jessica Myszak, ada tiga jenis gangguan belajar yang kerap terjadi pada anak-anak. Gangguan tersebut antara lain:
1. Disleksia
Gangguan ini membuat anak kesulitan dalam membaca kata-kata secara akurat.
2. Disgrafia
Gangguan ini membuat anak memiliki kesulitan yang signifikan dalam mengekspresikan diri secara tertulis.
Anak yang menderita disgrafia biasanya membutuhkan waktu lama untuk menulis beberapa kalimat atau tulisan mereka mungkin sangat sulit dibaca karena ejaan yang buruk.
3. Dyscalculia
Kondisi ini membuat anak kesulitan memahami angka, menghafal fakta aritmatika sederhana, atau mampu bernalar melalui masalah kata.
Baca juga: Hati-hati Para Orangtua, 5 Kalimat Ini Bisa Runtuhkan Dunia Anak-anak
Melansir Hello Sehat, ganguan belajar biasanya disebabkan adanya gangguan terhadap perkembangan otak anak, entah ketika anak masih berada di dalam kandung, saat lahir, ataupun ketika berusia balita.