KOMPAS.com - Tidur merupakan salah satu aktivitas yang penting bagi tubuh.
Porsi tidur cukup antara enam sampai delapan jam sehari membuat badan dan pikiran kita bisa beristirahat. Saat bangun, kondisi tubuh kita jadi bugar.
Namun, kita perlu mewaspadai saat jatah tidur kita berlebihan atau kurang.
Baru-baru ini penelitian dari Huazhong University of Science and Technology China menunjukkan, tidur berlebihan bisa meningkatkan risiko stroke sampai 85 persen.
Bukan rahasia lagi, stroke biasanya dipengaruhi gaya hidup tidak sehat. Beberapa di antaranya merokok dan kebiasaan mengonsumsi makanan tinggi kalori tapi rendah serat.
Melansir Medical News Today (12/12/2019), orang yang sering tidur siang lebih dari 1,5 jam dan istirahat malam lebih dari sembilan jam lebih berisiko terserang stroke.
Gejala serangan jantung saat tidur, seperti nyeri dada dan muncul keringat dingin penting dikenali untuk dapat dikonsultasikan segera dengan dokter.
Baca juga: Cegah Sakit Jantung dan Stroke, Ini Pentingnya Rutin Cek Kolesterol Sejak Muda
Teori tersebut diperoleh setelah Xiaomin Zhang bersama tim penelitinya meriset 31.750 responden di China selama enam tahun.
Mereka rata-rata berumur 62 tahun dan punya riwayat stroke atau penyakit serius lainnya.
Dari hasil penelitan, tim menemukan delapan persen responden punya kebiasaan tidur siang lebih dari 1,5 jam.
Sedangkan 23 persen responden punya kebiasaan istirahat malam lebih dari sembilan jam, punya kecenderungan stroke ketimbang yang orang yang hanya tidur 7-8 jam setiap hari.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.