KOMPAS.com - Penyakit GERD atau gastroesophageal reflux disease yang menyerang area lambung ini umum terjadi di kalangan masyarakat Indonesia.
Penyakit ini di masyarakat awam kerap dikenal dengan istilah asam lambung naik atau maag.
Survei 2015 yang diikuti oleh 1200 peserta mengatakan bahwa 50 persen responden kemungkinan mengalami GERD.
Survei tersebut dipimpin oleh guru besar Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI, dr Ari Fahrial Syam.
Baca juga: Diawali Nyeri Dada, Ini Beda Gejala pada GERD dan Serangan Jantung
"Penelitian yang kami lakukan beberapa waktu langsung ke masyarakat, kami dapatkan 6 persen masyarakat yang menjadi responden kemungkinan menderita GERD," tambah Ari, saat dihubungi Kompas.com, Jumat (21/2/2020).
GERD adalah suatu gangguan di mana isi lambung, yaitu asam dan enzim mengalir kembali (refluks) secara berulang ke dalam kerongkongan.
Ari memaparkan bahwa GERD dapat menyebabkan berbagai komplikasi karena asam lambung atau isi lambung yang naik dapat menyebabkan luka pada dinding dalam kerongkongan.
Luka yang terjadi bisa makin luas dan bisa menyebabkan penyempitan dari kerongkongan bawah.
"GERD dapat menyebabkan perubahan struktur dari dinding dalam kerongkongan menyebabkan terjadinya penyakit Barrett’s yang merupakan lesi pra kanker," ucap dokter spesialis penyakit dalam tersebut.
Melihat komplikasi yang disebabkan oleh GERD sangat berbahaya, lalu bagaimana cara mencegah penyakit tersebut?
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.