KOMPAS.com - Banjir dapat menimbulkan berbagai penyakit yang mudah menular.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia WHO, sulitnya mendapat akses air bersih dan lingkungan sekitar yang kotor dapat meningkatkan risiko infeksi saat banjir.
Sejumlah penyakit menular yang biasa muncul saat dan setelah banjir antara lain:
Penyakit infeksi saluran pencernaan demam tifoid atau tipus, disebabkan bakteri Salmonella typhi.
Melansir SehatQ, bakteri ini dapat menyebar melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi dan melalui kontak langsung dengan orang yang terinfeksi.
Buruknya sanitasi dan minimnya akses air bersih saat banjir membuat penyakit tifus rentan menular saat banjir.
Baca juga: Leptospirosis Mengancam saat Banjir, Begini Cara Mencegahnya
Penyakit leptospirosis disebabkan bakteri Leptospira yang berasal dari kotoran tikus.
Melansir laman resmi Kementerian Kesehatan, orang bisa tertular leptospirosis saat memiliki luka terbuka yang terkena atau kontak dengan air yang mengandung kotoran tikus.
Penyakit ini jadi ancaman serius saat banjir. Waspada dengan gejalanya seperti panas tiba-tiba, sakit kepala, dan menggigil.
Demam berdarah dengue (DBD) adalah salah satu penyakit pascabanjir yang gampang menular.
Saat musim hujan dan setelah banjir, muncul genangan air yang rentan digunakan sebagai tempat berkembang biak nyamuk Aedes aegypti biang DBD.
Dengan meningkatnya populasi nyamuk, ancaman DBD juga semakin besar.
Jaga lingkungan sekitar tetap bersih dan tidak ada tempat yang potensial digunakan nyamuk berkembang biak.
Baca juga: Rawan Gangguan Mental, Pentingnya Psychological First Aid saat Banjir
Sanitasi dan air bersih saat banjir rentan tercemar bakteri saat banjir, terutama di pengungsian.
Kondisi tersebut dapat menimbulkan penyakit diare yang mudah menular.