KOMPAS.com - Meski sedang mengalami batuk, pilek, demam atau merasa adanya gejala akibat infeksi virus corona atau Covid-19, ibu menyusui tetap diperbolehkan memberikan air susu ibu (ASI) ke anak.
Hal itu dikarenakan, ASI tidak memiliki peran signifikan dalam penyebaran virus pernapasan sehingga para ibu dianjurkan tetap melanjutkan aktivitasnya tersebut.
Sementara, penularan virus corona melalui droplet atau percikan liur, batuk, atau bersih masih mungkin dicegah dengan ibu mengenakan masker saat menyusui.
Baca juga: Masker Tak Efektif Cegah Virus Corona, Malah Bisa Tingkatkan Risiko Infeksi
Dokter Spesialis Paru RSUD Dr. Moewardi Surakarta, Prof. Dr. dr. Suradi, Sp.P (K), MARS, FISR, menganjurkan para ibu untuk tetap menyusui meski tengah menderita batuk, pilek sebagai salah satu gejala infeksi virus corona.
Menurut dia, sang ibu hanya perlu mewaspadai jangan sampai air liurnya terkena sang bayi yang tengah disusui.
"Saat bersin atau batuk yang penting si ibu jangan sampai menyemprot ke anak," jelas Prof Suradi saat menjadi narasumber dalam talkshow yang diadadakan RSUD Dr. Moewardi, Rabu (4/3/2020) pagi.
Selain menggunakan masker, ibu menyusui yang tengah menderita sakit juga dianjurkan untuk senantiasa melakukan tindakan pencegahan lain, berupa:
Prof Suradi mengimbau bagi para ibu menyusui atau siapa pun yang mengalami gejala demam, batuk, atau seak napas, jelas lebih baik segera mencari bantuan medis ketimbang menundanya.
"Jika ada gejala sakit, lebih baik segera mencari bantuan ke pusat layanan medis," terang Prof Suradi.
Baca juga: Cara Membedakan Gejala Flu Biasa dengan Infeksi Virus Corona
Melansir Kompas.com (2/3/2020), Dokter Spesialis Paru Anggota Kelompok Staf Medik (KSM) Paru RSUD Dr Moewardi Surakarta, Dr. dr. Reviono, Sp.P (K), memberikan kisi-kisi cara membedakan gejala flu biasa dengan infeksi virus corona.
Menurut dia, infeksi virus corona memang memiliki gejala yang mirip dengan flu biasa. Namun, masyarakat tetap saja bisa mendeteteksi perbedaan gejala yang ditimbulkan oleh kedua penyakit yang menyerang sistem penapasan tersebut.
Dokter yang juga menjabat sebagai Dekan Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo itu menerangkan virus influenza penyebab flu kerap kali menimbulkan gejala, seperti berikut:
Gejala-gejala tersebut biasanya baru akan terjadi pada seseorang 1-3 hari setelah terpapar virus dari orang lain yang sedang sakit.
Baca juga: Masker Mahal? Berikut Cara Lain Cegah Penularan Virus Corona
Sedangkan gejala infeksi virus corona, menurut dia, memiliki karakteristik yang lebih spesifik dibanding flu biasa.
Sedikitnya ada 3 gejala utama yang dapat muncul pada pasien Covid-19, yakni:
"Tiga itu yang menjadi gejala utama infeksi virus corona," terang Reviono.
Namun, menurut dia, riwayat kontak pasien atau penderita adalah indikator utama untuk bisa membedakan antara penyakit flu biasa dengan infeksi civid-19.
Seseorang yang memiliki riwayat perjalanan ke negara atau daerah yang terjangkit covid-19 pada 14 hari terakhir sebelum timbul gejala patut mendapatkan pengawasan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.