Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenali Kesemutan yang Bisa Jadi Tanda Stroke

Kompas.com - 07/03/2020, 18:01 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

KOMPAS.com – Kesemutan adalah gejala normal yang bisa dialami oleh setiap orang jika ada anggota tubuh, biasanya kaki atau tangan tertekan terlalu lama.

Hal itu terjadi karena aliran darah yang mengalir ke anggota gerak tersebut menjadi kurang lancar dan terjadi gangguan pada serabut saraf.

Kesemutan juga terjadi jika saraf-saraf pada anggota gerak tubuh menurun fungsinya. Kondisi itu biasanya terjadi karena tubuh kekurangan vitamin B kompleks.

Baca juga: Stroke pada Anak: Gejala, Penyebab, Efek, hingga Cara Mengobati

Selain kesemutan, rasa tidak enak bisa juga muncul di ujung-ujung jari ketika tubuh kekurangan vitamin B komplekes. Bahkan, rasa sakit itu bisa sampai terasa panas seperti terkena air cabai.

Keadaan itu bisa disebut neutitis perifer. Di mana, ujung-ujung jari terasa tidak enak, termasuk mengalami kesemutan, padahal tidak ada bagian tubuh yang baru tertekan, terjepit, atau terhambat aliran darahnya.

Kesemutan tanda stroke

Melansir buku Stroke di Usia Muda (2011) bikinan Holistic Health Solution, pada orang yang lebih tua, kesemutan juga bisa jadi gejala awal penyakit stroke.

Kesemutan yang hanya terasa pada satu atau dua jari saja, bisa jadi tanda sudah terjadi gangguan berupa sumbatan pada bagian otak tertentu, yang menjadi awal dari serangan sebelum stroke muncul.

Namun, kesemutan pada jari-jari juga bisa dengan mudah dialami oleh para penderita diabete.

Hal itu terjadi karena aliran darah di ujung-ujung jemari sudah tidak berfungsi normal karena pembuluh darah rambut di bagian tersebut sudah tidak utuh akibat dari komplikasi diabetes yang disebut gangguan microcirculation.

Tapi beruntungnya, kesemutan juga bisa terjadi bukan karena penyakit. Gejala itu muncul melainkan karena seseorang kurang menggerakkan badan.

Jika tekanan darah terlalu rendah, darah yang mencapai ujung-ujung tubuh kurang deras aliranya.

Sebagai solusi, rajin berolahraga dan menggerakan tubuh diyakini dapat menyembuhkan sering kesemutan yang disebabkan oleh tekanan darah terlalu rendah.

Olahraga diketahui akan meningkatkan aliran darah dengan derasa hingga ke ujung-ujung permukaan kulit.

Tapi, apabila cara tersebut tak manjur mengatasi kesemutan, Anda patut waspada.

Bukan tidak mungkin stroke yang Anda alami adalah gejala awal stroke atau kekurangan vitamin B kompleks.

Baca juga: Jangan Anggap Remeh, Stroke Ringan Bisa Merusak Otak

Cara mengatasi kesemutan

Jika kesemutan masih terasa juga, tidak ada salahnya Anda mencoba mengonsumsi suplemen vitamin B kompleks untuk menambah asupan ekstra vitamin jenis tersebut.

Orang-orang yang terlalu lama menjalani diet penurunan berat badan dan vegetarian termasuk wajar berisiko mengalami kekurangan vitamin B.

Pasalnya, vitamin B banyak ditemui di dalam daging.

Selain daging, vitamin B banyak juga terkandung di beras merah dan kacang hijau.

Apabila upaya mengubah pola makan tersebut tak manjur mengobati kesemutan, Anda piun dianjurkan untuk segera mendatangi dokter untuk berkosultasi mengenai kemungkinan adanya ancaman stroke.

Faktor risiko stroke

Melansir Kompas.com (2/3/2020), faktor risiko stroke secara umum dapat dibagi menjadi dua, yakni dapat diubah dan tidak dapat diubah.

Baca juga: Benarkah Pria Lebih Rentan Terserang Stroke?

 

Faktor yang dapat diubah, di antaranya:

  • Hipertensi atau tekanan darah tinggi
  • Diabetes mellitus
  • Merokok
  • Penyalahgunaan alkohol dan obat-obatan
  • Kolesterol
  • Trigliserida tingi

Sementara faktor yang tidak dapat diubah, yakni:

  • Usia
  • Riwayat keluarga
  • Riwayat sakit jantung coroner atau stroke sebelumnya
  • Jenis kelamin

Dalam Buku 171 Tanya Jawab tentang Stroke Pasien Bertanya, Dokter Menjawab (2010) karya Tingka Adiati, Dr. Eka Julianta Wahjoepramono, SpBS & Tim Bedah Saraf RS Siloam Lippo Karawaci, dijelaskan kaum pria lebih besar risikonya untuk terserang stroke daripada wanita yang belum menopause.

Hal itu dikarenakan wanita memiliki homron estrogen yang dapat melindungi elastisitas pembuluh darah.

Sementara, setelah menopause, risiko untuk terserang stroke pada wanita kurang lebih sama dengan pria.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau