Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Beda Gejala Tuberkulosis pada Anak-anak dan Orang Dewasa

Kompas.com - 16/03/2020, 18:00 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

KOMPAS.com – Penyakit tuberkulosis (TB) adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri bernama Mycobakterium tuberkulosis.

Bakteri ini tumbuh secara pelan-pelan di daerah badan yang banyak mengandung pembuluh darah dan oksigen.

Ini juga yang kemudian menjadi alasan TB paling sering menyerang organ paru-paru.

Perlu menjadi kewaspadaan, penyakit TB paru-paru ini bisa menyebar dari satu orang ke orang lain lewat udara.

Baca juga: Benjolan di Leher Bisa Jadi Tanda Penyakit Tuberkulosis (TB)

Penyebaran TB paru-paru ini termasuk lebih mudah dibanding penyakit TB di luar paru-paru.

Penyebaran TB paru-paru tersebut diketahui bisa semakin berat apabila sang penderita melakukan batuk, bersin, ataupun tertawa.

Gejala penyakit TB

Melansir buku Gejala penyakit TBC: Penyakit & Cara Pencegahannya (2012) karya dr Yoannes Y Laban, gejala-gejala yang muncul akibat terjangkit TB bisa berbeda antara anak-anak dan orang dewasa.

Berikut perbedaannya:

1. Gejala tuberkulosis pada anak-anak

Gejala penyakit TB yang tampak pada anak-anak, di antaranya adalah sebagai berikut:

  • Berat badan turun selama 3 bulan berturut-turut tanpa sebab yang jelas
  • Berat badan anak tidak bertambah sehingga mereka tetap kecil atau kurus terus-menerus
  • Kehilangan nafsu makan
  • Demam lama dan berulang
  • Muncul benjolan di daerah leher, ketiak, dan lipatan paha

2. Gejala tuberkulosis pada orang dewasa

Sedangkan gejala penyakit TB yang tampak pada orang dewasa adalah sebagai berikut:

  • Batuk terus-menerus dengan dahak selama 3 minggu atau lebih
  • Kadang-kadang dahak yang keluar bercampur dengan darah
  • Sesak napas dan rasa nyeri di dada
  • Badan lemas, nasfsu makan menurun, dan berat badan menurun
  • Berkeringat di malam hari walau tanpa melakukan aktivitas
  • Demam meriang atau demam ringan lebih dari sebulan

Baca juga: 4 Mitos dan Fakta Seputar Batuk

Cara mengobati TB

Melansir buku Mengenali Keluhan Anda: Info Kesehatan Umum untuk Pasien (2013) karya Dr Ayustawati, PhD, setidaknya ada tiga cara yang bisa dilakukan untuk mengobati penyakit tuberkulosis.

Berikut penjelasannya:

1. Kombinasi antibiotik

Biasanya langkah ini dilakukan dengan kombinasi 4 jenis antibiotik. Untuk TB kategori aktif, pengobatan perlu dilakukan secara bekesinambungan selama 6 bulan.

Setelah itu, dilakukan tes untuk memastikan apakah kuman TB sudah menghilang atau belum. Jika belum, pengobatan kemudian dilajutkan lagi selama 2-3 bulan.

Sedangkan untuk mengobati TB yang masuk kategori laten, pengobatan hanya dilakukan dengan 1 jenis antibiotic selama 9 bulan. Hal ini dilakukan untuk mencegah laten menjadi aktif.

Baca juga: Beda Batuk, Pilek, Alergi, dan Gejala Virus Corona

2. Makan makanan bergizi

Makan yang sehat dan bergizi diyakini akan membantu meningkatkan kekebalan badan, sehingga infeksi kuman TB bisa dikontrol sampai eradikasi atau pengobatan selesai.

3. Cukup istirahat

Istirahat sangat berguna untuk meningkatkan situasi kondisi yang lagi terserang oleh kuman TB.

Kunci pengobatan penyakit TB sangat bergantung pada proses awal. Dengan kata lain, apabila mengalami gejala-gejala TB, seseorang atau seorang anak lebih baik segera diperiksakan ke dokter.

Kalau memang terinfeksi oleh kuman TB, pengobatan bisa dimulai dan proses penyebaran bisa diputus sedini mungkin.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau