Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 29/03/2020, 14:02 WIB
Mahardini Nur Afifah

Penulis

KOMPAS.com - Antiseptik adalah zat untuk membasmi atau menghambat pertumbuhan kuman seperti virus, bakteri, atau jamur.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), antiseptik bisa digunakan di jaringan tubuh, tanpa merusak jaringan sehat di sekitarnya.

Kegunaan ini membedakan antiseptik dari disinfektan. Jika antiseptik digunakan untuk jaringan tubuh, disinfektan dimanfaatkan untuk membasmi kuman di benda mati.

Baca juga: Panduan Bahan dan Keamanan Disinfektan untuk Cegah Virus Corona

Manfaat antiseptik

Melansir Healthline, beragam jenis antiseptik bisa ditemui di lingkup kesehatan maupun rumah tangga. Manfaat antiseptik secara garis besar antara lain:

  • Mencuci tangan: antiseptik dapat digunakan untuk mencuci tangan
  • Membasmi kuman di selaput lendir: antiseptik dapat digunakan untuk membersihkan saluran kemih dan vagina sebelum memasukkan kateter atau mengatasi infeksi
  • Membersihkan kulit sebelum operasi: antiseptik diaplikasikan pada kulit sebelum segala jenis operasi, untuk mencegah infeksi kuman
  • Mengobati infeksi kulit: antiseptik dapat mengurangi risiko infeksi pada luka ringan, luka bakar, dan luka lainnya
  • Mengobati infeksi tenggorokan dan mulut: beberapa pelega tenggorokan mengandung antiseptik untuk membantu meredakan sakit tenggorokan akibat infeksi bakteri

Baca juga: Sering Cuci Tangan Rentan Bikin Kulit Kering, Begini Baiknya...

Jenis dan bahan antiseptik

Beda manfaat antiseptik dan aplikasinya, jenis yang digunakan juga berbeda-beda. Beberapa jenis dan bahan antiseptik antara lain:

  • Chlorhexidine: biasanya untuk luka terbuka atau sekitar saluran kemih
  • Antiseptik yang diencerkan: umumnya untuk luka biasa dan luka bakar
  • Peroksida dan permaganat: lazim untuk obat kumur atau luka terbuka
  • Turunan fenol terhalogenasi: biasanya untuk sabun pembersih medis
  • Polyvidone-iodine: umumnya digunakan untuk mencegah infeksi kuman saat operasi
  • Alkohol jenis ethanol: lazim digunakan untuk mencegah infeksi saat disuntik, pengambilan sampel darah, atau prosedur operasi

Baca juga: 11 Langkah Cuci Tangan yang Benar Agar Tak Tertular Penyakit

Apakah antiseptik aman?

Saat menggunakan antiseptik, perhatikan dengan benar petunjuk keamanannya.

Beberapa jenis antiseptik dapat menimbulkan luka bakar atau iritasi parah saat diaplikasikan secara langsung ke kulit tanpa diencerkan dengan air.

Bahkan, beberapa orang juga bisa mengalami iritasi saat terpapar antiseptik yang sudah diencerkan dalam waktu yang lama.

Jika Anda menggunakan cairan antiseptik di rumah, jangan gunakan lebih dari satu minggu nonsetop tanpa petunjuk khusus dari dokter.

Selain itu, hindari penggunaan antiseptik yang dijual bebas di pasaran untuk:

  • Cedera mata
  • Luka akibat gigitan orang atau hewan
  • Luka yang ukurannya besar
  • Luka bakar parah
  • Luka yang mengandung benda asing

Baca juga: Bisakah Sabun Batangan Menularkan Penyakit?

Beberapa luka dan cedera di atas perlu ditangani dokter atau perawat medis. Anda juga wajib ke dokter saat luka tak kunjung sembuh.

Beberapa bahan antiseptik yang sudah mendapatkan izin edar dari pemerintah umumnya aman, jika digunakan sesuai petunjuk.

Namun, Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) telah melarang penggunaan 24 jenis bahan antiseptik yang beredar di pasaran, per Desember 2018.

Salah satu bahan yang cukup populer adalah triclosan. Bahan ini disebut belum terbukti keamanan dan efektivitasnya.

Selain itu, dari uji laboratorium, triclosan juga rentan membuat bakteri resisten pada antibiotik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau