Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 14/04/2020, 11:58 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Jika kemudian menyentuh wajah Anda, terutama mata, lubang hidung, atau mulut, Anda bisa terinfeksi.

Mencuci virus dengan air saja mungkin berhasil. Tetapi air tidak bagus untuk bersaing dengan interaksi yang kuat dan mirip lem antara kulit dan virus. Jadi, air tidak cukup.

Hal ini akan berbeda jika air disemakan dengan sabun.

Sabun mengandung zat seperti lemak yang dikenal sebagai amphiphiles, beberapa di antaranya secara struktural sangat mirip dengan lipid dalam membran virus.

Molekul sabun “bersaing” dengan lipid dalam membran virus. Ini kurang lebih bagaimana sabun juga menghilangkan kotoran normal dari kulit.

Sabun tidak hanya melonggarkan "lem" antara virus dan kulit tetapi juga interaksi yang menyatukan protein, lipid, dan RNA dalam virus.

Baca juga: 3 Fakta Jenis Buah yang Dianggap Bisa Mencegah Virus Corona

2. Tak bisa bertahan lama tanpa inang

Pakar Virologi di US National Institutes of Health (NIH), Neeltje van Doremalen, dan rekan-rekannya di Rocky Mountain Laboratories di Hamilton, Montana, termasuk salah satu tim peneliti pertama yang melakukan tes tentang kemampuan SARS-CoV-2 bertahan hidup di berbagai permukaan.

Studi mereka yang telah diterbitkan dalam New England Journal of Medicine, menunjukkan bahwa virus tersebut dapat bertahan dalam droplet hingga tiga jam setelah terlepas ke udara.

Droplet halus berukuran antara 1-5 mikrometer atau sekitar 30 kali lebih kecil dari lebar rambut manusia disebut bisa tetap mengudara selama beberapa jam di udara yang tenang.

Kondisi ini menandakan bahwa virus yang bersirkulasi dalam sistem pendingin udara tanpa filter hanya akan bertahan paling lama selama dua jam, terutama karena tetesan aerosol cenderung mengendap pada permukaan lebih cepat dalam udara yang berpolusi.

Tetapi, studi NIH ini menemukan bahwa virus SARS-CoV-2 bertahan lebih lama di atas permukaan kardus, yakni bisa 24 jam dan bahkan 2-3 hari di permukaan plastik dan stainless steel.

Berdasarkan temuan tersebut, para ahli pun menduga virus bertahan lama di gagang pintu, meja dapur yang dilaminasi atau dilapisi plastik, dan permukaan keras lainnya.

Namun, para peneliti juga mendapati bahwa virus corona cenderung mati dalam waktu sekitar empat jam di permukaan tembaga.

Baca juga: Riset Buktikan Jatuh Cinta Bantu Tingkatkan Daya Tahan Tubuh

3. Bisa dikalahkan dengan antibodi

Melansir The Guardian, Profesor Imunologi di University of Manchester, Sheena Cruickshank, menjelaskan ketika seseorang bersentuhan dengan kuman yang belum pernah dikenali tubuh sebelumnya, orang tersebut pada dasarnya memiliki berbagai penghalang untuk mencoba menghentikan kuman itu masuk ke tubuh.

Adapun contoh-contoh penghalang tersebut, yakni kulit, ingus, dan mikrobiome.

Sementara, di bawahnya, tubuh kita sebenarnya sudah dipenuhi oleh sel-sel epitel yang sangat sulit untuk dilalui oleh virus.

Mereka memproduksi antimikroba termasuk yang paling relevan dengan virus corona, yaitu senyawa antivirus yang cukup berlawanan.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau