KOMPAS.com - Tekanan dalam hidup seringkali membuat seseorang mengalami rasa cemas berlebihan.
Kecemasan tak hanya berpengaruh pada kondisi mental kita tetapi juga fisik.
Melansir laman healthline, rasa cemas bisa meningkatkan pernapasan dan detak jantung dan memusatkan aliran darah ke otak.
Respons fisik ini bertujuan untuk mempersiapkan diri dalam menghadapi situasi yang intensif.
Kecemasan berlebihan juga bisa meningkatkan hormin kortisol yang mempengaruhi pencernaan serta kadar gula darah dalam tubuh.
Baca juga: Pola Tidur Terganggu saat Puasa, Begini Cara Mengatasinya
Jika hal ini terjadi dalam jangka panjang, tentu akan berdampak buruk pada kesehatan kita. Berikut berbagai dampak buruk kecemasan pada fisik kita:
Kecemasan juga memengaruhi sistem pencernaan dan pencernaan. Saat merasa cemas, kita bisa mengalami sakit perut, mual, diare, dan berbagai masalah pencernaan lainnya.
Rasa cemas juga bisa membuat kita kehilangan nafsu makan. Hal ini terjadi akre akecemasan akan memicu reaksi "fight or flight" di otak.
Reaksi tersebut akan membuat proses pencernaan melambat bahkan berhenti. Saat merasa cemas, hormon kortisol juga meningkat yang turut meningkatkan kadar asam lambung.
Reaksi "fight or flight" saat merasa cemas juga akan membuat otak terjaga sehingga sulit untuk tidur.
Padahal, tubuh memerlukan tidur malam yang cukup agar bisa berfungsi optimal di siang hari.
Rasa cemas juga bisa membuat kita sulit tidur nyenyak sehingga kita akan tetap merasa lelah saat bangun di esok harinya.
Menurut ahli ob-gyn Jessica Chan, kecemasan bisa membuat siklus menstruasi tidak teratur, menganggu kesuburan, dan memperburuk gejala menopause.
Hal ini terjadi karena reaksi "fight or flight" serta peningkatan kortisol saat merasa cemas turut menurunkan kadar hormon reproduksi.
Pada akhirnya, hal ini akan menyebabkan berkurangnya ovulasi dan mengacaukan siklus menstruasi.
Penelitian juga menunjukan, kecemasan berdampak buruk pada tingkat keseburan dan libido. Pada akhirnya, hal ini akan menganggu kehidupan seksual kita.
Baca juga: Sering Dianggap Sama, Ini Kaitan Serangan Jantung dan Henti Jantung
Rasa cemas akan memicu percepatan detak jantung. Hal ini akan menjadi lingkaran setan yang semakin memperburuk gejala kecemasan.
Hal ini terjadi karena reaksi "fight or flight" saat rasa cemas muncul yang memicu tubuh dalam mode waspada.
Untuk meredakan rasa cemas, kita harus melakukan teknik relaksasi seperti pernapasan diafragma.
Hal ini akan membantu otot-otot tubuh agar rileks yang pada akhirnya turut menurunlan tingkat stres.
Kita juga bisa meminta bantuan profesional kesehatan untuk mengatasi kecemasan. Selain cara tersebut, kita juga harus melakukan perawatan diri dengan cara berikut: