Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anak Berbohong: Bentuk, Alasan, dan Cara Mengatasinya

Kompas.com - 06/05/2020, 12:06 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

KOMPAS.com – Banyak orangtua menganggap anak-anak adalah malaikat kecil yang tak akan bisa melakukan perbuatan tercela seperti berbohong.

Padahal, berdasarkan kajian psikologi, berbohong bisa saja dilakukan oleh anak-anak sejak usia 3-4 tahun, bersamaan dengan munculnya hati nurani.

Namun, berbohon yang dilakukan anak-anak pada usia ini memiliki alasan khusus dan mereka belum memahami mengapa berbohong termasuk perilaku yang buruk atau tidak benar.

Baca juga: Ini 11 Efek Buruk dari Suka Marah Selain Bikin Darah Tinggi

Bentuk anak berbohong

Ada beberapa bentuk berbohong oleh anak yang dapat dikenali.

Berikut ini yang terjadi:

1. Memutarbalikkan keadaan

Contoh kasus:

Seorang anak yang membaca buku hingga larut malam dan akhirnya terlambat bangun pagi.

Karena takut dimarahi, sang anak kemudian berbohong kepada orangtuanya, bilang jika sudah mandi sebelum berangkat ke sekolah.

Sang anak khawatir jika harus mandi lebih dulu akan terlambat tiba di sekolah.

2. Melebih-lebihkan

Bentuk berbohong ini dipraktikan anak dengan menceritakan sesuatu dengan mengombinasikan antara kebenaran dan khayalan.

Contoh kasus:

Seorang anak yang baru saja diajak pergi ke pantai oleh orangtuanya menceritakan pengalamannya tersebut dengan berebihan kepada teman-temannya.

Sang anak bercerita jika di pantai ada tempat yang terduh dinaungi pohon kelapa, kerang-kerang yang indah, ikan-ikan beraneka warna.

Baca juga: Hati-hati Orangtua, Marah pada Anak Sebabkan 11 Dampak Fatal

Pada kenyataannya, memang ada pohon kelapa di pantai, tapi tidak sampai membuat pantai teduh, kerang banyak tapi tidak indah karena kebanyakan sudah pecah, ikan juga banyak tapi tidak beraneka warna.

3. Membual

Anak menceritakan sesuatu yang tidak dilakukan atau tidak dialami, dengan seolah-olah dia sendiri yang mengalami dan merasakan.

Baca juga: Mitos atau Fakta, Sering Marah Bikin Darah Tinggi?

4. Melepas tanggung jawab

Bentuk berbohong ini dilakukan anak dengan melemparkan kesalahan diri pada orang lain, termasuk di dalamnya fitnah.

Contoh kasus:

Seorang anak baru melempar bola saat bermain hingga membuat kaca rumah pecag. Karena takut dimarahi orangtua, anak ini mengatakan bahwa dia tidak melempar bola tersebut, tapi temannya yang melakukan.

 

Alasan anak berbohong

Melansir Buku Mengembangkan Nilai Moral pada Anak (2009) oleh Dian Ibung, Psi, ada banyak alasan yang bisa melatarbelakangi anak berbohong.

Berikut beberapa di antaranya:

1. Ingin menguji kemampuan diri

Pada usia 3-4 tahun, ketika berbohong, mungkin sekali anak sedang menguji kemampuannya dalam berbohong dan apakah dia cukup mampu membohongi orangtuanya.

Sayangnya, kebohongan di usia anak ini pada umumnya disertai dengan imajinasi yang tinggi.

Hal ini sering kali justru menyebabkan kebohongan mereka terbongkar karena tidak masuk akal.

Jika kebohongan dilakukan anak balita, yang mungkin terjadi adalah bahwa anak tersebut belum cukup mampu untuk membedakan antara kenyataan dan khayalan.

Anak-anak juga belum paham mengapa berbohong dikategorikan “terlarang”.

Baca juga: Produk Pembersih Bisa Berbahaya Bagi Anak-Anak, Begini Baiknya

Tapi yang perlu diwaspadai, pada anak yang lebih besar, keinginan untuk menguji kemampuan berbohong dan mengetes pengetahuan orangtua tentang kebohongannya, masih tetap ada.

2. Keinginan untuk memiliki kekuasaan atas dirinya sendiri

Ilustrasi Anak berbohongFreepik Ilustrasi Anak berbohong

Dengan berbohong, anak menjadi memiliki kesempatan untuk berkuasa atas dirinya sendiri dan memiliki kesempatan menghindari tanggung jawab atau hukuman dari orangtuanya.

Perlu diperhatikan sekarang ini, anak sering kali dituntut untuk bersikap terbuka sedemikian rupa pada orangtua, sehingga tidak ada lagi rahasia tentang dirinya sendiri.

Padahal, bagi anak, mungkin sekali ada hal-hal yang tidak ingin diberitahukan kepada orang lain, termasuk orangtua.

Adanya rahasia diri tersebut akan bermanfaat bagi perkembangan rasa hormat dan rasa “memiliki” diri sendiri.

Dengan begitu, anak diharapkan tidak lagi merasa perlu untuk berbohong guna mendapatkan kesempatan untuk menjaga rahasianya sendiri dan untuk merasa berkuasa atas dirinya.

Baca juga: 5 Cara Mengatasi Demam pada Anak di Rumah

Jadi, berilah ruang pribadi bagi anak ini dapat mencegah mereka berbohong.

3. Menutupi ketidaktahua karena telah berbuat buruk

Bentuk alasan ini juga dapat disamakan dengan bentuk perlindungan diri untuk menghindari dari tanggung jawab atas perbuatan “buruk” yang telah dilakukannya, tapi tidak disengaja.

4. Bentuk perlindungan diri

Cara ini digunakan anak-anak untuk melupakan sesuatu yang tidak menyenangkan yang pernah dialami sebelumnya.

Sebagi contoh, seorang anak yang berbohong kepada teman-temannya tidak bisa berenang.

Padahal anak tersebut bisa berenang, tapi pada saat mengikuti kejuaraan, dia menelan kekalahan.

Anak ini kemudian merasa sangat malu dan sejak saat itu tidak mau lagi berenang. Bahkan, sang anak kemudian selalu mengatakan bahwa dirinya tidak bisa berenang.

5. Kurang percaya diri

Biasanya anak yang tidak percaya diri cenderung akan mencari perhatian dan pujian melalui cara-cara yang tidak wajar, termasuk berbohong.

Cara mengatasi anak berbohong

Menghadapi anak yang berbohong, para orangtua terkadang hilang kesabaran.

Oleh karena itu, orangtua butuh strategi untuk dapat tetap tenang dalam menghadapi anak yang berbohong.

Strategi juga berguna untuk mencegah kebohongan anak terus berlanjut.

Berikut saran mengenai cara mengatasi anak berbohong:

1. Jelaskan apa yang terjadi

Orangtua harus mampu menahan emosi dan hanya memberikan penjelasan sesuai yang diperlukan ketika anak balitanya berbohong.

Baca juga: 8 Anjuran yang Benar bagi Orangtua Saat Anak Sakit Batuk Pilek

Katakan pada mereka, bahwa apa yang dilakukannya dapat membuat orangtua atau orang lain sedih.

Sementara, jika anak jujur, orangtua akan senang.

Tidak perlu menjelaskan panjang lebar sebab akibat berbohong dan perlunya berkata jujur pada balita karena mereka tidak akan mengerti.

Jelaskan secara singkat, jelas, dan sederhana.

Jika yang berbohong adalah anak yang lebih besar, katakana padanya bahwa kebohongan dapat berdampak negatif, seperti merugikan orang lain dan dirinya sendiri.

Jadi, penjelasan akibat berbohong ini harus sesuai dengan tahapan perkembangan usia anak agar efektif.

2. Buat suasana yang mendukung kejujuran

Hal terpenting dari poin ini adalah bahwa orangtua harus memberi teladan bagi anak dalam hal kejujuran.

Suasana yang mendukung kejujuran tidak akan berhasil optimal jika tidak disertai contoh kejujuran dari orangtuanya.

Baca juga: 8 Gejala Awal Penyakit Pneumonia pada Anak

3. Pikirkan strategi pendekatan yang tepat

Ketika orangtua tahu anaknya berbohong, lakukan pendekatan yang tepat. Salah strategi hanya akan membuat anak bertaan dengan kebohongannya karena pada umumnya mereka sudah tahu bahwa ada konsekuensi negative dari tindakannya yang salah.

Jangan pojokan anak dengan pertanyaan yang sifatnya menuduh.

4. Hargai hak-hak anak

Cara ini bisa dilakukan, misalnya dengan mencukupi kebutuhkan anak anak “ruang pribadi”.

Sekali orangtua melanggar kebutuhannya, maka anak sulit untuk kembali percaya pada orangtua.

Kondisi ini malah akan mendorong anak untuk berbohong.

Selain itu penting juga untuk mengajak anak berdiskusi tentang masalah moral, kenapa tidak boleh berbohong dan efek negatifnya.

Dengan diskusi, anak akan belajar untuk mendengar sekaligus mendapatkan haknya untuk didengarkan.

5. Bantu anak agar mampu membedakan kenyataan dan khayalan

Orangtua wajib membantu anak untuk tahu kapan dapat berkhayal dan kapan harus bertingkah laku sesuai kenyataan.

Misalnya, anak dapat berkhayal sepuas-puasnya ketika menggambar atau mengarang cerita atau ketika dia bermain bersama teman-temannya.

Tapi, di luar kesempatan itu, anak harus mampu menceritakan atau mengatakan sesuatu sesuai kenyataan.

Kemampuan ini dengan sendirinya akan membatasi kebohongan yang disebabkan oleh imajinasi.

6. Tanggapi kebohongan anak dengan tepat

Daripada orangtua mengomel atau marah, jelas lebih baik jika menanggapi kebohongan anak dengan cara-cara yang tepat.

Bangkitkan rasa lega, puas, dan senang pada anak jika mereka jujur.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya
Remaja 19 Tahun Diduga Alami Alzheimer, Kasus Termuda yang Pernah Dilaporkan
Remaja 19 Tahun Diduga Alami Alzheimer, Kasus Termuda yang Pernah Dilaporkan
Health
Alami Stevens Johnson Syndrome, Apakah Bahaya?
Alami Stevens Johnson Syndrome, Apakah Bahaya?
Health
Sakit Kulit Jokowi Dituding Stevens Johnson Syndrome, Kenali Ruam Khas Penyakit Ini…
Sakit Kulit Jokowi Dituding Stevens Johnson Syndrome, Kenali Ruam Khas Penyakit Ini…
Health
Jokowi Sakit Kulit Dituding Steven Johnson Syndrome, Ketahui Ini Faktanya…
Jokowi Sakit Kulit Dituding Steven Johnson Syndrome, Ketahui Ini Faktanya…
Health
Dari Hengki Kawilarang Meninggal dengan Komplikasi Diabetes, Kenali Ini Gejalanya…
Dari Hengki Kawilarang Meninggal dengan Komplikasi Diabetes, Kenali Ini Gejalanya…
Health
Gejala Kanker Kolorektal Sering Diabaikan, Ini Peringatan Ahli untuk Kaum Muda
Gejala Kanker Kolorektal Sering Diabaikan, Ini Peringatan Ahli untuk Kaum Muda
Health
Dokter: Perubahan Gaya Hidup adalah Kunci Utama Cegah Pengapuran Sendi Lutut
Dokter: Perubahan Gaya Hidup adalah Kunci Utama Cegah Pengapuran Sendi Lutut
Health
Hengki Kawilarang Meninggal dengan Kreatinin Tinggi, Ini Gejalanya…
Hengki Kawilarang Meninggal dengan Kreatinin Tinggi, Ini Gejalanya…
Health
Hengki Kawilarang Miliki Kreatinin Tinggi Sebelum Meninggal, Ini Artinya…
Hengki Kawilarang Miliki Kreatinin Tinggi Sebelum Meninggal, Ini Artinya…
Health
Hengki Kawilarang Meninggal Dunia: Sempat Alami Gangguan Ginjal, Kenali Gejalanya Berikut
Hengki Kawilarang Meninggal Dunia: Sempat Alami Gangguan Ginjal, Kenali Gejalanya Berikut
Health
Hengki Kawilarang Meninggal: Sempat Alami Gangguan Ginjal, Kenali Penyebabnya Berikut
Hengki Kawilarang Meninggal: Sempat Alami Gangguan Ginjal, Kenali Penyebabnya Berikut
Health
Hengki Kawilarang Meninggal Setelah Alami Diabetes dan Cuci Darah, Kenali Penyakit Ini
Hengki Kawilarang Meninggal Setelah Alami Diabetes dan Cuci Darah, Kenali Penyakit Ini
Health
Adam Suseno Alami Pendarahan Hebat akibat Luka Robek, Jalani Operasi Besar
Adam Suseno Alami Pendarahan Hebat akibat Luka Robek, Jalani Operasi Besar
Health
Hengki Kawilarang Meninggal Pada Usia 47 Tahun karena Sakit Apa? Ini Penjelasannya...
Hengki Kawilarang Meninggal Pada Usia 47 Tahun karena Sakit Apa? Ini Penjelasannya...
Health
Hengki Kawilarang Meninggal, Ini Penjelasan Medis Soal Prosedur Cuci Darah
Hengki Kawilarang Meninggal, Ini Penjelasan Medis Soal Prosedur Cuci Darah
Health
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau