Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 04/06/2020, 08:00 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Kerusakan ini dapat berkontribusi pada berbagai kondisi, termasuk kanker dan diabetes.

Baca juga: Rama Sahetapy dan Merdianti Octavia Hadir ke Rumah Duka Ray Sahetapy

Sementara, sebuah studi laboratorium pada 2019, menyimpulkan bahwa quercetin pada apel memiliki efek perlindungan saraf, mungkin karena bisa mencegah penciptaan spesies reaktif, sehingga membantu neuron bertahan dan terus berfungsi.

Oleh karena itu, apel pun diyakini dapat membantu mencegah hilangnya neuron terkait usia.

Pada 2015, hasil penelitian pada tikus menunjukkan bahwa suplementasi quercetin dosis tinggi dapat membantu melindungi sel dari jenis kerusakan yang dapat menyebabkan penyakit Alzheimer.

Baca juga: Makan Apel dengan Kulitnya atau Dikupas, Mana yang Lebih Baik?

Perlu dicatat bahwa sebagian besar studi jenis ini menggunakan quercetin dosis tinggi yang tidak mungkin ada dalam sumber makanan normal.

Selain itu, para ilmuwan perlu melakukan lebih banyak penelitian pada manusia sebelum mereka dapat mengkonfirmasi bahwa quercetin meningkatkan kesehatan otak pada manusia.

Apel juga dinilai dapat mencegah terjadinya stroke.

Baca juga: Pemutihan Pajak Kendaraan di Jabar, Dedi Mulyadi: Ada yang Nunggak 18 Tahun, Mau Kapan Bayarnya?

Sebuah studi pada 2000 mengamati bagaimana mengonsumsi apel selama 28 tahun dapat memengaruhi risiko stroke pada 9.208 orang.

Para penulis menemukan bahwa mereka yang makan paling banyak apel memiliki risiko lebih rendah terkena stroke trombotik.

Apel mengandung banyak nutrisi yang dapat menurunkan risiko stroke.

Baca juga: Ray Sahetapy Sempat Berwasiat Ingin Dimakamkan di Kampung Halamannya

Satu ulasan pada 2017 menemukan, misalnya, bahwa orang yang mengonsumsi serat paling banyak tampaknya memiliki risiko lebih rendah terkena penyakit kardiovaskular, penyakit jantung koroner, dan stroke.

Sementara, sebuah apel berukuran sedang dengan diameter 3 inci dan berat 182 gram (g) dapat menghasilkan 4,37 g serat.

Jumlah tersebut sekitar 13-20 persen dari kebutuhan harian orang dewasa, tergantung pada usia dan jenis kelamin mereka.

Baca juga: Benarkah Konsumsi Alpukat Bisa Menambah Berat Badan?

5. Alpukat

Melansir Web MD, penulis buku Superfoods Rx: Fourteen Foods Proven to Change Your Life, Steven Pratt, MD, menyebut alpukat hampir sama baiknya dengan bauh beri dalam meningkatkan kesehatan otak.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kebijakan Tarif "Liberation Day" Donald Trump, Apa Dampaknya?
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi Akun
Proteksi akunmu dari aktivitas yang tidak kamu lakukan.
199920002001200220032004200520062007200820092010
Data akan digunakan untuk tujuan verifikasi sesuai Kebijakan Data Pribadi KG Media.
Verifikasi Akun Berhasil
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau