Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Takikardia: Jenis, Gejala, hingga Cara Mencegahnya

Kompas.com - 24/06/2020, 12:00 WIB
Ariska Puspita Anggraini

Penulis

KOMPAS.com - Detak jantung yang terlalu cepat bisa menjadi indikasi adanya masalah kesehatan serius, yakni takikardia.

Takirkadia merupakan istilah medis untuk menunjukkan kondisi detak jantung yang lebih dari 100 detak per menit.

Melansir Mayo Clinic, detak jantung normal orang dewasa umumnya berkisar 60 hingga 100 per menit.

Secara umum, detak jantung yang lebih rendah saat istirahat menunjukkan fungsi jantung yang lebih efisien dan kebugaran kardiovaskular yang lebih baik.

Baca juga: Benarkah Minum Kopi Bisa Tingkatkan Kolesterol dalam Darah?

Namun, detak jantung yang terlalu cepat bisa menyebabkan komplikasi serius, seperti gagal jantung, stroke, henti jantung mendadak, hingga kematian.

Jenis-jenis takikardia

Melansir Web MD, ada tiga jenis takikardia yang umum terjadi. Berikut jenis tersebut:

1. Supraventricular

Kondisi ini terjadi ketika detak jantung terlalu cepat yang diawali dari ruang bawah jantung (ventrikel).

Hal ini disebabkan oleh sirkuit abnormal di jantung yang biasanya hadir saat lahir dan menciptakan lingkaran sinyal yang tumpang tindih.

2. Ventrikel

Kondisi ini terjadi ketika detak jantung yang cepat dimulai di ruang bawah jantung karena sinyal listrik di bagian tersebut menyala dengan cara yang salah.

Hal ini menyebabkan jantung berdetak sangat kencang sehingga darah tidak bisa memasuki area tersebut dan dialirkan ke seluruh tubuh.

3. Sinus takikardia

Kondisi ini terjadi ketika alat pacu jantung alami mengirimkan sinyal listrik lebih cepat dari biasanya.

Penyebab

Ada beberapa hal yang bisa memicu takikardia, antara lain:

  • olahraga terlalu berat
  • demam
  • stres
  • kecemasan
  • konsumsi obat tertentu

Selain itu, takikardia juga bisa dipicu oleh anemia, tiroid yang terlalu aktif, dan kerusakan akibat serangan jantung atau gagal jantung.

Selain itu, perokok aktif dan orang yang terlalu banyak mengonsumsi alkohol serta kafein juga berisiko tinggi mengalami takikardia supraventrikular.

Takikardia jenis ventrikel biasanya terjadi karena masalah struktural jantung, seperti kardiomiopati dan ketidakseimbangan elektrolit.

Baca juga: Hipertensi: Gejala, Komplikasi, Penyebab, dan Cara Pengobatan

Gejala

Penderita takikardia jenis apa pun biasanya merasakan gejala berikut:

  • pusing
  • sesak napas
  • nyeri dada
  • alpitasi jantung
  • dalam kasus ekstrem, hal ini bisa menyebabkan kehilangan kesadaran atau serangan jantung.

Beberapa takikardia biasanya tidak mengalami gejala khusus. Kondisi ini hanya bisa ditemukan selama pemeriksaan fisik atau tes pemantauan jantung yang disebut elektrokardiogram.

Pencegahan

Cara terbaik untuk mencegah takikardia adalah menjaga kesehatan jantung dan menghindari faktor risiko pemicu sakit jantung. Berikut caranya:

  • olahraga dan menjaga pola makan sehat
  • menjaga berat badan ideal karena kelebihan berat badan bisa memicu penyakit jantung
  • menjaga tekananan darah dan kolesterol
  • hindari gaya hidup merokok
  • kurangi konsumsi alkohol dan kafein
  • kendalikan stres dengan melakukan relaksasi
  • rutin melakukan pemeriksaan kesehatan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau