KOMPAS.com - Tekanan darah tinggi atau hipertensi dikenal sebagai pembunuh senyap. Itu karena kondisi ini bisa berkembang pada penyakit lain yang lebih serius, bahkan kematian, tanpa diduga.
Merangkum dari laman resmi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), kondisi yang disebut hipertensi adalah ketika pembacaan tekanan darah sistolik lebih dari atau sama dengan 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari atau sama dengan 90 mmHg.
Baca juga: Resep Jamu Tradisional untuk Atasi Hipertensi
Kabar buruknya, hipertensi merupakan salah satu penyakit tidak menular yang banyak diderita oleh orang Indonesia.
Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018 menunjukan estimasi jumlah kasus hipertensi di Indonesia sebesar 63.309.620 orang.
Jumlah tersebut masih diikuti dengan angka kematian di Indonesia akibat hipertensi sebesar 427.218 jiwa.
Salah satu hal yang membuat kondisi ini sering dianggap berbahaya adalah karena bisa menyebabkan komplikasi kesehatan seperti penyakit jantung, stroke, bahkan kematian.
Sayangnya, dalam data Riskesdas tersebut didapati bahwa banyak penderita hipertensi di Indonesia tidak mendapatkan pengobatan.
Alasan banyak orang tidak mendapatkan pengobatan adalah karena para penderita hipertensi tersebut merasa sehat.
Dengan kata lain, para penderita tekanan darah tinggi ini tidak memiliki gejala khusus.
Ya, hipertensi menjadi penyakit yang kerap tidak disadari. Itu karena banyak orang tidak memiliki gejala khusus.
Hal itu menjadi alasan mengapa hipertensi disebut dengan "silent killer".
Padahal, kondisi ini dalam jangka panjang dan tidak terkontrol bisa menimbulkan kerusakan pada pembuluh darah dan jantung.
Meski begitu, beberapa orang juga merasakan gejala tertentu.
Baca juga: Hati-hati, Kacang Mete Goreng Asin Tak Ramah Hipertensi
Dirangkum dari Web MD, ini beberapa gejala hipertensi yang perlu Anda waspadai: