KOMPAS.com - Saat stres melanda, banyak orang melampiaskannya dengan makan berlebihan.
Nafsu makan memang seringkali meningkat saat pikiran dipenuhi oleh tekanan.
Menurut psikolog dari Cleveland Clinic, Susan Albers, stres dan peningkatan nafsu makan memang saling berkaitan.
Pada beberapa orang, stres menyebabkan mereka mengabaikan isyarat lapar dan mengalami penurunan nafsu makan.
Sebaliknya, ada pula yang justru makan berlebihan saat stres melanda.
Baca juga: Dianggap Bahaya, Bolehkah Kita Mengonsumsi Mie dengan Nasi?
"Mereka yang mengalami penurunan nafsu makan sangat fokus dengan stres yang mereka rasakan hingga mengabaikan isyarat lapar. Sebaliknya, orang yang makan berlebihan menjadikan makanan sebagai pelampiasan," ucap Albers.
Otak mengirimkan isyarat ke tubuh kita ketika kita merasa stres. Hal itu bagian dari respons "Fight atau flight" yang membantu menghadapi ancaman yang dirasakan di lingkungan.
Saat stres melanda, hormon kostrisol atau hormon stres meningkat. Peningkatan hormon ini membuat kita mendambakan makanan manis, asin, dan berlemak.
Hal ini disebabkan karena otak berpikir membutuhkan bahan bakar untuk melawan segala ancaman yang menyebabkan stres.
Tak hanya mempengaruhi nafu makan, riset juga menunjukan adanya pengaruh stres pada metabolisme.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.