Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 03/07/2020, 10:32 WIB
Ariska Puspita Anggraini

Penulis

Sumber Healthline

KOMPAS.com - Garam selalu dikaitkan dengan berbagai masalah kesehatan yang dialami banyak orang, termasuk hipertensi dan stroke.

Riset yang dilakukan oleh para ilmuwan dari Prospective Urban Rural Epidemiology justru menemukan sisi positif dari konsumsi garam.

Dalam riset tersebut, peneliti mengamati asupan natrium sekitar 300 masyarakat dari 18 negara selama delapan tahun.

Dari analisis data, terbukti bahwa efek samping garam hanya terjadi pada orang yang mengonsumsi lebih dari lima gram natrium setiap hari. Jumlah tersebut setara dengan 2,5 sendok teh garam setiap hari.

Baca juga: Mengapa Stres Membuat Nafsu Makan Meningkat?

"Orang yang mengonsumsi natrium terlalu banyak berisiko besar mengalami tekanan darah tinggi dan berbagai masalah kesehatan," kata ahli kardiologi dari Vanderbilt University Medical Center, Deepak Gupta.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) ju8ga merekomendasikan agar masyarakat mengonsumsi garam maksimal dua gram per hari.

American Heart Association juga menetapkan batasan idel konsumsi garam hanya 1,5 gram per hari.

Efek kurang konsumsi garam

Menurut peneliti, kurang mengonsumsi garam justru membuat kita mengalami berbagai masalah kesehatan.

"Asupan natrium yang rendah memang mengurangi tekanan darah. Namun, jika terlalu rendah bisa menyebabkan ketidak seimbangan hormon yang meningkatkan risiko kematian dan penyakit kardiovaskular," kata Andrew Mente, selaku pemimpin riset.

Selain itu, garam juga mengandung sodium. Saat tubuh kekurangan sodium, kita berisiko mengalami berbagai hal berikut:

1. Meningkatkan resistensi insulin

Beberapa penelitian telah mengaitkan diet rendah sodium dengan peningkatan resistensi insulin.

Resistensi insulin terjadi ketika sel-sel tubuh tidak merespons dengan baik sinyal dari hormon insulin sehingga gula darah dalam tubuh menjadi tidak seimbang.

Resistensi insulin juga membuat kita berisiko mengalami berbagai penyakit seperti diabetes tipe 2 dan penyakit jantung.

2. Meningkatkan risiko kematian akibat gagal jantung

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com