Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 06/07/2020, 06:01 WIB

KOMPAS.com - Penyakit usus buntu adalah peradangan yang terjadi pada usus buntu atau apendiks.

Jika tidak ditangani tepat waktu, penyakit ini bisa mematikan.

Melansir Health Line, dalam banyak kasus, penyebab usus buntu tidak diketahui secara pasti.

Baca juga: Kenali Ciri Mual yang Bisa Jadi Gejala Usus Buntu

Para ahli percaya kondisi itu disebabkan oleh penyumbatan pada organ usus buntu atau lumen apendiks.

Banyak hal yang bisa berpotensi menyumbat usus buntu seseorang, seperti:

  • Penumpukan kotoran yang mengeras
  • Folikel limfoid yang membesar
  • Cacing usus atau parasite
  • Cedera traumatis
  • Tumor
  • Benda asing

Namun di Indonesia, muncul anggapan bahwa makan jambu biji atau biji buah yang keras bisa menjadi penyebab usus buntu?

Benarkah hal tersebut?

Melansir WebMD, benda asing, termasuk makanan bukanlah penyebab langsung dari radang usus buntu.

Benda asing atau makanan yang tidak hancur dalam proses pencernaan hanya bisa menyumbat usus buntu.

Dalam jangka waktu panjang, kondisi ini memang dapat menyebabkan penyakit usus buntu.

Ketika usus buntu tersumbat, bakteri dapat berkembang biak di dalamnya.

Baca juga: 10 Penyebab Sakit Perut yang Perlu Diwaspadai dan Cara Mengatasinya

Hal ini dapat menyebabkan pembentukan nanah dan pembengkakan, yang dapat menyebabkan tekanan menyakitkan di perut.

Dengan begitu, jambu biji atau biji buah yang sulit dicerna bisa saja menjadi penyebab tidak langsung dari penyakit usus buntu.

Namun, angka kejadian usus buntu yang disebabkan oleh sumbatan biji buah dilaporkan sangat sedikit.

Usus buntu karena biji buah sangat jarang terjadi

Melansir karya ilmiah karya Omer Engin dkk yang dipublikasikan Asian Pacific Journal of Tropical Biomedicine (APJTB) pada 2011, sebagian besar orang pernah makan biji buah dan pada umumnya tidak mengembangkan radang usus buntu.

Biji buah yang ditelan pada umumnya dapat dikeluarkan dari tubuh secara alami. Ini karena sistem pencernaan manusia sudah punya cara khusus untuk melumatkan makanan yang dimakan.

Setelah dikunyah di dalam mulut, makanan akan dihancurkan oleh enzim-enzim pencernaan.

Baca juga: 14 Buah dan Sayur Kaya Vitamin C untuk Meningkatkan Daya Tahan Tubuh

Meski demikian, biji buah memang bisa menjadi penyebab penyumbatan usus buntu dan mengembangkan peradangan. Tapi, jumlah kejadian usus buntu tersebut terbilang sangat sedikit.

Omer Engin dkk mengutip hasil penelitian yang dilakukan oleh Byard RW dkk pada 1998.

Pada penelitian tersebut, Byard RW dkk melaporkan bahwa di antara 1.409 kasus usus buntu yang diamati, hanya ada 1 kasus yang disebabkan oleh biji buah atau persentase kejadiannya hanya 0,07 persen.

Sementara, dalam penelitian yang dilakukan Balch CM & Silver D pada 1971, biji buah hanya ditemukan di 1 di antara 1. 969 bahan usus buntu atau memiliki persentase kajadian 0,05 persen.

Jadi, secara teknis seseorang sebenarnya tidak akan terkena usus buntu hanya karena makan sesuatu.

Peradangan usus bisa terjadi jika ada penumpukan banyak makanan yang tidak hancur dalam usus buntu.

Baca juga: 14 Makanan yang Mengandung Vitamin C Tinggi

Meski demikian, menghindari terlalu sering makan makanan yang sulit dicerna dapat mencegah usus buntu.

Faktor risiko usus buntu

Melansir Mayo Clinic, penyakit usus buntu adalah penyakit yang dapat menyerang siapa saja, tetapi beberapa orang mungkin lebih mungkin mengembangkan kondisi ini daripada yang lain.

Berikut ini beberapa faktor risiko usus buntu yang perlu diketahui:

1. Umur

Usus buntu paling sering menyerang orang berusia antara 15 dan 30 tahun.

2. Jenis Kelamin

Usus buntu lebih sering dialami pria daripada wanita.

3. Punya riwayat keluarga

Orang yang memiliki riwayat keluarga radang usus buntu beresiko tinggi mengidapnya.

Meskipun diperlukan lebih banyak penelitian, diet rendah serat juga dapat meningkatkan risiko radang usus buntu.

Oleh sebab itu, siapa saja disarankan untuk selalu memenuhi kebutuhan serat harian demi kesehatan.

Baca juga: 9 Buah yang Mengandung Serat Tinggi

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+