KOMPAS.com - Penyakit usus buntu adalah peradangan yang terjadi pada usus buntu atau apendiks.
Jika tidak ditangani tepat waktu, penyakit ini bisa mematikan.
Melansir Health Line, dalam banyak kasus, penyebab usus buntu tidak diketahui secara pasti.
Baca juga: Kenali Ciri Mual yang Bisa Jadi Gejala Usus Buntu
Para ahli percaya kondisi itu disebabkan oleh penyumbatan pada organ usus buntu atau lumen apendiks.
Banyak hal yang bisa berpotensi menyumbat usus buntu seseorang, seperti:
Namun di Indonesia, muncul anggapan bahwa makan jambu biji atau biji buah yang keras bisa menjadi penyebab usus buntu?
Benarkah hal tersebut?
Melansir WebMD, benda asing, termasuk makanan bukanlah penyebab langsung dari radang usus buntu.
Benda asing atau makanan yang tidak hancur dalam proses pencernaan hanya bisa menyumbat usus buntu.
Dalam jangka waktu panjang, kondisi ini memang dapat menyebabkan penyakit usus buntu.
Ketika usus buntu tersumbat, bakteri dapat berkembang biak di dalamnya.
Baca juga: 10 Penyebab Sakit Perut yang Perlu Diwaspadai dan Cara Mengatasinya
Hal ini dapat menyebabkan pembentukan nanah dan pembengkakan, yang dapat menyebabkan tekanan menyakitkan di perut.
Dengan begitu, jambu biji atau biji buah yang sulit dicerna bisa saja menjadi penyebab tidak langsung dari penyakit usus buntu.
Namun, angka kejadian usus buntu yang disebabkan oleh sumbatan biji buah dilaporkan sangat sedikit.
Melansir karya ilmiah karya Omer Engin dkk yang dipublikasikan Asian Pacific Journal of Tropical Biomedicine (APJTB) pada 2011, sebagian besar orang pernah makan biji buah dan pada umumnya tidak mengembangkan radang usus buntu.
Biji buah yang ditelan pada umumnya dapat dikeluarkan dari tubuh secara alami. Ini karena sistem pencernaan manusia sudah punya cara khusus untuk melumatkan makanan yang dimakan.
Setelah dikunyah di dalam mulut, makanan akan dihancurkan oleh enzim-enzim pencernaan.
Baca juga: 14 Buah dan Sayur Kaya Vitamin C untuk Meningkatkan Daya Tahan Tubuh
Meski demikian, biji buah memang bisa menjadi penyebab penyumbatan usus buntu dan mengembangkan peradangan. Tapi, jumlah kejadian usus buntu tersebut terbilang sangat sedikit.
Omer Engin dkk mengutip hasil penelitian yang dilakukan oleh Byard RW dkk pada 1998.
Pada penelitian tersebut, Byard RW dkk melaporkan bahwa di antara 1.409 kasus usus buntu yang diamati, hanya ada 1 kasus yang disebabkan oleh biji buah atau persentase kejadiannya hanya 0,07 persen.
Sementara, dalam penelitian yang dilakukan Balch CM & Silver D pada 1971, biji buah hanya ditemukan di 1 di antara 1. 969 bahan usus buntu atau memiliki persentase kajadian 0,05 persen.
Jadi, secara teknis seseorang sebenarnya tidak akan terkena usus buntu hanya karena makan sesuatu.
Peradangan usus bisa terjadi jika ada penumpukan banyak makanan yang tidak hancur dalam usus buntu.
Baca juga: 14 Makanan yang Mengandung Vitamin C Tinggi
Meski demikian, menghindari terlalu sering makan makanan yang sulit dicerna dapat mencegah usus buntu.
Melansir Mayo Clinic, penyakit usus buntu adalah penyakit yang dapat menyerang siapa saja, tetapi beberapa orang mungkin lebih mungkin mengembangkan kondisi ini daripada yang lain.
Berikut ini beberapa faktor risiko usus buntu yang perlu diketahui:
1. Umur
Usus buntu paling sering menyerang orang berusia antara 15 dan 30 tahun.
2. Jenis Kelamin
Usus buntu lebih sering dialami pria daripada wanita.
3. Punya riwayat keluarga
Orang yang memiliki riwayat keluarga radang usus buntu beresiko tinggi mengidapnya.
Meskipun diperlukan lebih banyak penelitian, diet rendah serat juga dapat meningkatkan risiko radang usus buntu.
Oleh sebab itu, siapa saja disarankan untuk selalu memenuhi kebutuhan serat harian demi kesehatan.
Baca juga: 9 Buah yang Mengandung Serat Tinggi
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.