Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Stres Pandemi Covid-19 Sebabkan Family Burnout, Begini Baiknya...

Kompas.com - 10/07/2020, 19:33 WIB
Mahardini Nur Afifah

Penulis

KOMPAS.com - Setelah beberapa bulan menghadapi pandemi Covid-19, beberapa keluarga stres karena harus menghabiskan sebagian besar waktunya di rumah.

Kendati beberapa tempat sudah dibuka dengan protokol kesehatan, namun melihat perkembangan virus corona, banyak orang memutuskan untuk meminimalkan kegiatan di luar rumah.

Situasi yang tidak menentu ditambah kekhawatiran akan virus corona di sebagian keluarga menyebabkan family burnout.

Baca juga: Radang Tenggorokan dan Gejala Virus Corona

Melansir Help Guide, burnout adalah kelelahan emosional, fisik, dan mental karena stres berlebihan dan berkepanjangan.

Kondisi ini bisa terjadi saat seseorang merasa kewalahan dan lelah secara emosional terus-menerus.

Ketika terus berlanjut, burnout bisa membuat seseorang kehilangan minat untuk mengerjakan sesuatu, marah, sampai putus asa.

Berikut penjelasan tanda-tanda family burnout dan cara mengatasinya.

Baca juga: 5 Mitos Pakai Masker untuk Cegah Corona

Tanda family burnout

Melansir Healthline (29/6/2020), family burnout bisa dialami setiap anggota keluarga. Beberapa tanda-tanda family burnout di antaranya:

  • Lelah fisik atau emosional
  • Susah mengerjakan aktivitas sehari-hari
  • Mudah tersinggung

Mengingat intensnya kebersamaan anggota keluarga semasa pandemi Covid-19, family burnout menjadi fenomena yang umum di tengah masyarakat.

Terutama pada keluarga dengan orangtua tunggal. Beban pekerjaan ditambah urusan domestik yang ditanggung sendirian membuat keluarga tipe ini lebih rentan mengalami family burnout.

Baca juga: Gejala Infeksi Virus Corona Bisa Berbeda, Tergantung Daya Tahan Tubuh

Tak hanya dialami orangtua atau orang dewasa, anak-anak juga bisa mengalami family burnout.

Berbeda dari orang dewasa, ciri-ciri burnout pada anak-anak ditandai dengan gejala cemas, mudah tersinggung, penurunan nilai akademik, sampai enggan bermain.

Studi terbaru di Italia menunjukkan, anak-anak juga bisa mengalami beban psikologis saat harus tinggal di rumah dalam periode tertentu.

Mereka jadi mudah marah, susah tidur, sampai tumbuh kembangnya terganggu.

Dibandingkan anak kecil, remaja cenderung lebih mudah burnout karena dibebani sekolah yang lebih susah dan dorongan berinteraksi dengan sebayanya.

Baca juga: Beda Batuk, Pilek, Alergi, dan Gejala Virus Corona

Cara mengatasi family burnout

Dalam situasi yang sulit seperti pandemi Covid-19, family burnout barangkali suatu keniscayaan. Berikut beberapa cara mengatasinya:

  1. Kendati di rumah saja dan berinteraksi dengan keluarga sepanjang hari, usahakan untuk tetap punya me time atau waktu untuk diri sendiri
  2. Saat anak stres, orangtua disarankan untuk menghindari memberikan hukuman. Gunakan pendekatan yang lembut untuk mencegah konflik
  3. Bangun rutinitas untuk tidur, makan, belajar, bermain dengan jadwal khusus untuk menghindari konflik
  4. Biasakan berbagi tugas dan saling membantu di rumah
  5. Sekali-kali berikan jeda atau istirahat dari kewajiban rumah tangga

Ketika Anda merasa burnout sudah parah, pertimbangkan untuk berkonsultasi dengan ahli kesehatan mental.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya
Kylian Mbappe Sakit Gangguan Lambung Dilarikan ke RS Amerika Serikat
Kylian Mbappe Sakit Gangguan Lambung Dilarikan ke RS Amerika Serikat
Health
8 Kasus Virus Hanta per 19 Juni di Indonesia, Semuanya Sudah Sembuh
8 Kasus Virus Hanta per 19 Juni di Indonesia, Semuanya Sudah Sembuh
Health
Sering Lemas dan Pucat? Kenali 6 Gejala Anemia Ini Sejak Dini
Sering Lemas dan Pucat? Kenali 6 Gejala Anemia Ini Sejak Dini
Health
Olahraga Rutin Sejak Muda Bantu Tekan Risiko Hipertensi di Usia Paruh Baya
Olahraga Rutin Sejak Muda Bantu Tekan Risiko Hipertensi di Usia Paruh Baya
Health
Pria Bandung Barat Positif Penyakit Virus Hanta, Kenali Ini Gejalanya…
Pria Bandung Barat Positif Penyakit Virus Hanta, Kenali Ini Gejalanya…
Health
Hari Sel Sabit Sedunia: Ini Cara Mencegah Komplikasi Penyakit Sel Sabit
Hari Sel Sabit Sedunia: Ini Cara Mencegah Komplikasi Penyakit Sel Sabit
Health
Virus Hanta Menyerang Buruh Bangunan dalam Proyek Ciwidey Bandung Barat
Virus Hanta Menyerang Buruh Bangunan dalam Proyek Ciwidey Bandung Barat
Health
Minum Air Putih Terlalu Banyak Bisa Berbahaya, Ini Rekomendasi Jumlah Aman Tiap Hari
Minum Air Putih Terlalu Banyak Bisa Berbahaya, Ini Rekomendasi Jumlah Aman Tiap Hari
Health
Pakar Gizi BGN: Menu MBG Wajib Sesuai AKG dan Keanekaragaman Pangan
Pakar Gizi BGN: Menu MBG Wajib Sesuai AKG dan Keanekaragaman Pangan
Health
5 Faktor Risiko Pengapuran Lutut: Bisa Terjadi Sebelum Tua jika Diabaikan
5 Faktor Risiko Pengapuran Lutut: Bisa Terjadi Sebelum Tua jika Diabaikan
Health
1 dari 3 Orang Dewasa di Indonesia Derita Hipertensi Tanpa Disadari
1 dari 3 Orang Dewasa di Indonesia Derita Hipertensi Tanpa Disadari
Health
Studi: Konsumsi Pornografi Berlebihan Bisa Ubah Fungsi Otak dan Ganggu Pikiran
Studi: Konsumsi Pornografi Berlebihan Bisa Ubah Fungsi Otak dan Ganggu Pikiran
Health
Anak 12 Tahun Peserta JKN Meninggal Setelah Ditolak RSUD, Ini Tanggapan BPJS…
Anak 12 Tahun Peserta JKN Meninggal Setelah Ditolak RSUD, Ini Tanggapan BPJS…
Health
Dokter: Cukup Tidur Bisa Jadi Cara untuk Mencegah Stroke
Dokter: Cukup Tidur Bisa Jadi Cara untuk Mencegah Stroke
Health
Sering Pakai Earbuds? Waspadai Risiko Iritasi, Infeksi, hingga Penumpukan Kotoran Telinga
Sering Pakai Earbuds? Waspadai Risiko Iritasi, Infeksi, hingga Penumpukan Kotoran Telinga
Health
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau