Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 04/08/2020, 12:00 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

KOMPAS.com – Wedang secang pada mulanya adalah minuman favorit raja-raja di keratin Yogyakarta dan Majapahit.

Sekarang wedang secang yang memiliki ciri khas berwarna merah ini telah jamak dikonsumsi khalayah.

Bahan baku untuk membuat wedang secang adalah kayu secang yang diserut.

Secang sendiri berbentuk perdu atau pohon bercabang-cabang yang tingginya bisa sampai 10 meter.

Baca juga: 6 Manfaat Kumis Kucing, Obati Encok hingga Hipertensi

Tumbuhan ini banyak ditanamn sebagai tanaman pagar di Pulau Jawa, yakni pegunungan berbatu pada daerah yang tidak terlalu dingin.

Panen dilakukan dengan memotong cabang yang cukup tua.

Cabang pohon secang biasanya dipotong-potong dengan ukuran kurang lebih 10 cm, diambil kulitnya, dicuci, ditiriskan, lalu dijemur.

Setelah kering, batang dibelah dan diserut dengan engiba bentuknya menjadi kecil-kecil dan tipis.

Serutan kayu dikeringkan kembali hingga benar-benar kering yang ditandai dengan semakin kerasnya kayu dan mudah dipatahkan.

Serutan yang telah kering dilakukan sortasi kering untuk memisahkan bagian-bagian yang rusak atau yang tidak diinginkan dan sisa-sisa kotoran.

Setelah bersih, serutan kayu secang ini dapat dikemas dan siap disimpan atau langsung digunakan.

Kayu secang dapat dipanen setelah tanaman berumur 1-2 tahun.

Baca juga: 8 Jenis Tanaman untuk Pelancar ASI yang Mudah Ditemui

Manfaat kayu secang untuk kesehatan

Sejak zaman dahulu, kira-kira abad ke-17, kayu secang dilaporkan sudah menjadi komoditas rempah-rempah yang populer dan banyak dicari.

Kayu secang digunakan oleh masyarakat pada waktu itu sebagai zat pewarna alami dan obat tradisional, seperti menambah stamina, menghangatkan badan, mencegah masuk angin, memberi rasa nyaman pada perut, mengatasi nyeri sendi, diare, hingga radang mata.

Berjalannya waktu, studi mengenai manfaat kayu secang kian banyak.

Melansir Majalah Warta HortusMed Edisi 1 tahun 2017, berikut ini adalah sejumlah manfaat secang untuk kesehatan berdasarkan penelitian:

1. Mengatasi infeksi kulit

Ilustrasi serutan kayu secang sebagai bahan utama wedang secang. SHUTTERSTOCK/MACRO STUDIO LA Ilustrasi serutan kayu secang sebagai bahan utama wedang secang.

Ekstrak serutan kayu secang dianggap dapat mengatasi infeksi kulit karena telah terbukti dapat menghambat pertumbuhan beberapa bakteri, termasuk bakteri Staphylococcus aereus penyebab masalah kesehatan tersebut.

Baca juga: 10 Cara Mengatasi Kulit Kering secara Alami

Infeksi bakteri Staphylococcus aereus pada kulit bisa menyebabkan masalah seperti bisul, selulitis, hingga Staphylococcus scalded skin syundrome (SSSS).

Tanda infeksi bakteri ini pada kulit biasanya berupa muncul kemerahan, bengkak, nyeri, termasuk nanah.

Lebih jauh, bakteri Staphylococcus aereus dapat pula menimbulkan sepsis dan penyakit osteomyelitis.

Sepsis terjadi ketika infeksi akibat Staphylococcus aereus telah menyebar melalui pembuluh darah, sehingga bisa mengenai berbagai organ tubuh.

Sedangkan osteomyelitis adalah infeksi pada tulang. Infeksi ini dapat disebabkan oleh penyebaran bakteri Staphylococcus aereus yang mulanya menginfeksi kulit otot, atau tendon, lalu menyebar ke tulang.

Baca juga: Bagaimana Baiknya Konsumsi Kunyit dan Temulawak Saat Pandemi Covid-19?

2. Meredakan radang tenggorokan

Ekstrak serutan kayu secang dianggap dapat mengatasi radang tenggorokan karena telah terbukti dapat menghambat pertumbuhan bakteri Strepcococus alpha.

Bakteri Strepcococus alpha dapat hidup pada kulit dan tenggorokan manusia.

Ketika bakteri ini menyebabkan infeksi, penularannya dapat terjadi melalui kontak langsung, baik dengan sentuhan kulit, lendir, maupun luka.

Kondisi radang tenggorokan yang disebabkan oleh infeksi bakteri Strepcococus alpha bisanya ditandai dengan gejala berupa:

  • Demam
  • Sulit menelan
  • Tenggorokan kemerahan dengan bercak putih atau abu-abu
  • Kehilangan selera makan
  • Mual
  • Lemas
  • Pembengkakan kelenjar getah bening

Baca juga: 7 Penyebab Sakit Tenggorokan dan Cara Mengatasinya

3. Mengatasi demam scarlet

Secang bisa bermanfaat untuk mengatasi demam scarlet karena dapat menghambat pertumbuhan bakteri Strepcococus alpha.

Gejala demam scarlet yang khas adalah timbul ruam berwarna merah atau merah muda di hampir seluruh tubuh.

Ruam yang muncul terlihat seperti luka bakar akibat sinar matahari dan terasa kasar.

Buam biasanya berawal dari bagian dada dan perut, kemudian menyebar ke seluruh bagian tubuh.

4. Mengatasi diare, mual, dan muntah

Ilustrasi beragam tanaman herbal dan rempah untuk membuat wedang secang. SHUTTERSTOCK/ARFANARTD Ilustrasi beragam tanaman herbal dan rempah untuk membuat wedang secang.

Secang dapat dimanfaatkan untuk mengatasi diare, mual, dan muntah yang disebabkan oleh infeksi bakteri Escherichia coli (E. coli).

Hal itu dikarenakan, ekstrak serutan kayu secang telah terbukti dapat pula menghambat pertumbuhan bakteri tersebut.

Baca juga: Penyebab Diare pada Anak dan Cara Mengatasinya

5. Pereda nyeri

Penelitian efek analgetik (pereda nyeri) infusa kulit kayu secang pada hewan coba mencit putih menunjukkan efek yang setara dengan asetosal.

6. Mengobati asam urat

Pada penelitian efek analgetik infusa kulit kayu secang tersebut, juga ditemukan bahwa secang dapat menurunkan kadar asam urat pada tikus yang memiliki kadar asam urat tinggi.

7. Menjaga kesehatan organ hati

Ekstrak air kayu secang juga memperlihatkan efek perbaikan sel hati.

Selain khasiat yang banyak, keamanan dari ekstrak kayu secang juga sudah terbukti.

Tapi, penggunaan kayu secang sebaiknya tidak dilakukan oleh ibu hamil dan pasien yang mengkonsumsi obat yang dapat menhambat pembekuan darah.

Baca juga: 7 Obat Asam Urat untuk Atasi Nyeri dan Turunkan Kadar Asam Urat

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau