KOMPAS.com - Bisa memberikan air susu ibu (ASI) berkualitas bagi sang buah hati adalah dambaan para ibu menyusui.
Sejumlah ibu menyusui pun berupaya untuk memberikan ASI setiap saat, baik menyusui langsung maupun dengan ASI perah.
Untuk memberikan asupan terbaik bagi bayi, para ibu menyusui perlu mengetahui ASI yang diberikan dalam kondisi baik, terutama ASI perah yang dipompa dan disimpan.
Jangan sampai, para orangtua memberikan ASI basi pada buah hatinya karena bisa membuat si kecil sakit.
Baca juga: Warna ASI: Perubahan dan Artinya
Melansir MomLovesBest, ASI paling ideal diberikan secara langsung dengan cara ibu menyusui bayinya.
Pasalnya, kondisi ASI tersebut masih segar, nutrisi dan antibodinya masih terjaga, serta minim risiko tercemar kuman.
Kendati demikian, ibu menyusui juga bisa memberikan susu dari ASI pompa atau ASI perah.
Agar tetap aman dikonsumsi bayi, ASI perah memiliki masa ketahanan berbeda-beda, tergantung metode sampai wadah penyimpanannya.
Baca juga: ASI Perah Bisa Bertahan Berapa Jam di Suhu Ruang?
Berikut ketahanan ASI perah menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS:
Di luar masa ketahanannya tersebut, ASI perah atau ASI pompa sudah tidak ideal dikonsumsi bayi.
Apabila terlalu lama lewat dari tenggat, ASI pompa atau ASI perah bisa busuk atau basi.
Melansir Firstcry Parenting, terdapat beberapa tanda ASI basi yang bisa dikenali:
Salah satu cara mengenali tanda ASI basi bisa lewat mencicipi rasanya.
Memang benar, rasa ASI bisa berubah-ubah tergantung makanan atau asupan yang dikonsumsi ibu menyusui.