KOMPAS.com - Bersepeda adalah salah satu olahraga yang mudah dilakukan sekaligus menjadi sarana rekreasi. Bahkan, saat ini, bersepeda menjadi gaya hidup yang dilakukan banyak orang.
Meski dilakukan untuk tujuan hidup sehat, tapi olahraga yang satu ini juga menimbulkan kekhawatiran pada pria.
Baca juga: Apakah Bersepeda Efektif untuk Usir Perut Buncit?
Salah satu kekhawatiran terkait dengan olahraga tersebut adalah anggapan bahwa terlalu sering bersepeda dapat memicu disfungsi ereksi atau impotensi.
Tapi, benarkah demikian?
Jawabannya tergantung.
Merangkum dari health.harvard.edu, sebuah riset yang dilakukan the Massachusetts Male Aging Study menemukan bahwa dalam keadaan tertent, bersepeda dapat merusak saraf dan menekan arteri di penis.
Inilah yang diyakini menyebabkan masalah ereksi.
Risiko ini paling tinggi terjadi pada pria yang bersepeda selama lebih dari tiga jam seminggu.
Alasan bersepeda dapat menyebabkan impotensi adalah karena sadel memberikan tekanan konstan pada perineum, area antara alat kelamin dan anus.
Tekanan tersebut dapat membahayakan saraf dan memperlambat aliran darah yang menyebabkan kesemutan atau mati rasa pada penis. Jika hal ini berlanjut maka disfungsi ereksi juga dapat terjadi.
Terkait asumsi tersebut, sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Urology tahun 2018 mungkin membuat para pehobi kayuh pedal ini bernapas lega.
Dalam penelitian tersebut dijelaskan bahwa kesehatan seksual dan urologi tidak terkena dampak negatif karena bersepeda, terutama jika dibandingkan dengan renang atau lari.
Baca juga: Mitos atau Fakta, Bersepeda Pengaruhi Kesehatan Reproduksi Pria?
"Kami percaya hasilnya akan memberi semangat bagi para pesepeda," ungkap Dr Benjamin Breyer, co-author penelitian ini dikutip dari Newsweek.
"Bersepeda memberikan manfaat kardiovaskular yang luar biasa dan berdampak rendah pada sendi," sambung ahli urologi dari University of California-San Francisco tersebut.
Penelitian ini sendiri melibatkan 2.774 pesepeda, 539 perenang, dan 789 pelari.