Para peneliti kemudian mengumpulkan berbagai kuesioner tentang kesehatan seksual, gejala prostat, dan gejala prostatitis kronis dalam tambahan pertanyaan mengenai infeksi saluran kemih, striktur uretra, mati rasa genital, dan luka di area selangkangan.
Peserta juga ditanya tentang kebiasaan mereka bersepeda, mulai dari intensitas bersepeda, kondisi jalan, hingga tipe sadel yang mereka gunakan.
Para peserta ini kemudian terbagi menjadi dua kelompok, yaitu orang yang bersepeda lebih dari tiga kali per minggu selama lebih dari 2 tahun dengan jarak tempuh rata-rata 40 km sehari dan kelompok yang tidak memenuhi standar tersebut.
Hipotesis sebelumnya menekankan bahwa tekanan pada area genital secara berkepanjangan dan trauma mikro selama bersepeda mengakibatkan dampak kesehatan reproduksi negatif.
Namun hal ini disebut tidak tepat secara ilmiah oleh Breyer dan timnya.
"Kami percaya bahwa manfaat kesehatan yang dinikmati oleh pesepeda yang mengendarai dengan aman jauh lebih besar daripada risiko kesehatan," kata Breyer.
Temuan ini mengungkapkan bahwa pesepeda memiliki risiko kesehatan seksual dan saluran kencing yang sama dengan perenang maupun pelari.
Baca juga: Tips Aman Bersepeda di Tengah Pandemi Corona
Tapi, beberapa pesepeda, bagaimanapun, lebih rentan mengalami striktur uretra (penyempitan saluran kemih).
Selain itu, salah satu temuan yang mengejutkan dalam penelitian ini adalah para pesepeda intensitas tinggi justru memiliki fungsi ereksi yang lebih baik dibandingkan pesepeda intensitas rendah.
Dengan kata lain, baik karakteristik sepeda maupun jalan tampaknya tidak berdampak negatif terhadap kesehatan seksual pesepeda pria.
Penelitian ini juga menemukan bahwa menurunkan stang lebih pendek daripada sadel meningkatkan mati rasa di area gentital dan luka di selangkangan.
Untuk mengatasi hal tersebut, para peneliti menyarankan untuk berdiri lebih dari 20 persen waktu saat bersepeda.
"Kami memantau lebih dekat pada mereka yang melaporkan mati rasa genital untuk melihat apakah ini adalah suatu prediksi untuk masalah masa depan," tutup Breyer.
Lebih baik berhati-hati
Meski begitu, jika Anda merasa kesemutan atau mati rasa di area genital setelah bersepeda, ada baiknya beri waktu untuk beristirahat.
Hentikalnlah kegiatan bersepeda sementara selama satu hingga dua minggu.
Rasa kesemutan dan mati rasa merupakan peringatan bahwa cara Anda bersepeda dapat menyebabkan masalah ereksi.
Selain itu, selalu beristirahat secara teratur jika Anda bersepeda dalam perjalanan panjang. Jangan lupa gunakan celana pendek khusus pesepeda yang empuk untuk perlindungan ekstra.
Baca juga: Sayang Dilewatkan, Ini 5 Manfaat Bersepeda untuk Kesehatan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.