Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Cara Kerja Ritme Sirkadian dan Pengaruhnya Bagi Tubuh

Kompas.com - 04/10/2020, 13:36 WIB
Ariska Puspita Anggraini

Penulis

KOMPAS.com - Jika berbicara mengenai pola dan kualitas tidur, ahli kesehatan seringkali mengaitkannya dengan ritme sirkadian tubuh.

Ritme sirkadian merupakan jam internal yang mengatur proses penting dan fungsi tubuh.

Kapan waktunya kita bangun dan tidur pun juga diatur oleh ritme sirkadian.

Ritme ini bekerja sama dengan otak dan dipengaruhi langsung oleh isyarat lingkungan, terutama cahaya.

Bila ritme ini terganggu, kesehatan tubuh kita juga turut bermasalah.

Gejala serangan jantung saat tidur, seperti nyeri dada dan muncul keringat dingin penting dikenali untuk dapat dikonsultasikan segera dengan dokter.

Baca juga: 3 Bahaya Tidur Tengkurap yang Tak Bisa Disepelekan

Cara kerja ritme sirkadian

Ritme sirkadian bekerja untuk memasikan semua fungsi dan proses tubuh berjalan maksimal selama 24 jam.

Pada manusia, ritme ini mengoordinasikan sistem mental dan fisik di seluruh tubuh.

Cara kerja ritme ini dimulai dari sel-sel otak yang merespon isyarat lingkungan, yakni gelap dan terang.

Respon tersebut ditangkap oleh mata yang kemudian dikiramkan dalam bentuk sinyal ke sel-sel tubuh sebagai isyarat kapan waktunya kita terbangun dan tidur.

Sel-sel tersebut kemudian mengirimkan lebih banyak sinyal ke bagian lain di otak yang mengaktifkan fungsi lain yang membuat kita lebih lelah atau waspada.

Hormon juga berperan dalam ritme ini. Misalnya, melatonin dan kortisol yang dapat meningkat atau menurun sebagai bagian dari ritme sirkadian.

Melatonin adalah hormon yang membuat kita mengantuk. Tubuh melepaskan lebih banyak di malam hari dan meminimalisirnya di siang hari.

Sedangkan kortisol dapat membuat kita lebih waspada, dan tubuh akan memproduksinya lebih banyak di pagi hari.

Selain itu, suhu tubuh dan metabolisme juga menjadi bagian dalam ritme sirkadian.

Suhu tubuh turun saat kita tidur dan naik selama kita terjaga. Tingkat metabolisme juga diatur oleh ritme ini.

Ritme ini juga bekerja berdasarkan jam kerja, aktivitas fisik, dan pilihan gaya hidup. Faktor usia juga turut berpengaruh dalam ritme sirkadian

Yang terjadi saat ritme sirkadian terganggu

Saat ritme sirkadian terganggu, kita akan mengalami gangguan tidur yang serius.

Pasalnya, ritme sirkadian memberi sinyal pada tubuh kapan saatnya kita bangun dan tidur.

Tanpa sinyal yang tepat, kita bisa menjadi sulit tidur atau kualitas tidur terganggu.

Padahal, tidur yang cukup dna berkualitas sangat penting bagi kesehatan fisik dan mental kita.

Riset juga membuktikan gangguan ritme sirkadian merupakan pemicu utama apnea tidur obstruktif.

Apnea tidur obstruktif merupakan gangguan tidur yang ditandai dengan penyimpangan pernapasan berulang. Kondisi ini bisamengurangi kadar oksigen tubuh.

Ganguan ritme sirkadian juga bisa memicu rasa lelah ekstrim di siang hari.

Hal ini tentu akan menurunkan tingkat produktivitas dan kesehatan tubuh secara keseluruhan.

Baca juga: Penyebab dan Cara Mengatasi Punggung Terasa Nyeri saat Bangun Tidur

Pemicu ganguan ritme sirkadian

Ada berbagai hal yang bisa menyebabkan ritme sirkadian terganggu.

Berikut berbagai faktor yang bisa memicu terganggunya ritme sirkadian:

  • kerja malam hari
  • shift kerja yang tidak menentu
  • kebiasaan bergadan
  • perjalanan ke area dengan zona waktu berbeda
  • efek obat tertentu
  • stres
  • kondisi kesehatan mental
  • kebiasaan tidur yang buruk
  • makan atau minum larut malam
  • tempat tidur yang tidak nyaman.

Agar ritme sirkadian berjalan normal, kita bisa melakukan hal berikut:

  • mengikuti rutinitas harian
  • menghabiskan waktu di luar ruangan saat cuaca cerah
  • rutin olahraga
  • tidur di tempat yang nyaman dan mendukung
  • hindari alkohol, kafein, dan nikotin di malam hari
  • hindari gadget menjelang waktu tidur
  • lakukan meditasi atau membaca buku menjelang waktu tidur
  • hindari tidur siang saat sore hari.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com