KOMPAS.com - Meski kita tahu mengonsumsi makanan tinggi garam akan berdampak negatif pada kesehatan, nyatanya sangat susah menghindarinya.
Makanan gurih yang tinggi garam seringkali membuat kita ketagihan dan tak ingin berhenti memakannya.
Padahal, konsumsi garam berlebih telah terbukti meningkatkan risiko penyakit jantung.
Bukan hanya cita rasa asin dan gurih yang nikmat, mendambakan makanan tinggi garam ternyata bisa menandakan adanya gangguan kesehatan.
Baca juga: Infeksi Telinga: Gejala, Penyebab, Pencegahan, dan Cara Mengatasinya
Berikut gangguan kesehatan yang membuat kita selalu ingin mengonsumsi makanan asin:
Tubuh memerlukan cairan agar berfungsi dengan baik. Saat kadar air dalam tubuh berkurang, kondisi ini bisa membuat kita ingin mengidam makanan asin.
Dengan cara ini, tubuh akan membuat ingin ingin makan dan minum lebih banyak lagi.
Gejala lain yang muncul saat dehidrasi antara lain:
Cairan dalam tubuh membawa mineral penting untuk membantu fungsi tubuh bekerja optimal.
Sodium, yang ditemukan dalam garam meja, adalah salah satu mineral yang dibawa oleh tubuh.
Jika mineral ini tidak seimbang, tubuh akan mulai mengidam makanan asin.
Selain itu, elektrolit yang tidak seimbang membuat kita mengalami gejala berikut:
Penyakit Addison adalah penyakit langka yang dapat menurunkan jumlah hormon yang diproduksi oleh kelenjar adrenal.
Padahal, kelenjar adrenal bertanggung jawab untuk memproduksi hormon yang penting untuk kelangsungan hidup.
Orang dengan penyakit ini seringkali mengidam garam dan mengalami gejala berikut:
Baca juga: Pola Diet Terbaik untuk Menurunkan Berat Badan
Saat stres tinggi, banyak orang mendambakan makanan favorit untuk kenyamanan.
Makanan yang biasa didambakan sering kali tinggi lemak, gula, atau garam.
Riset dalam Journal of Health Psychology membuktikan rang dengan tingkat natrium (garam) yang lebih tinggi melepaskan tingkat kortisol yang lebih rendah selama periode stres.
Mengidam garam atau makanan asin bisa menjadi salah satu cara tubuh mencoba mengatasi stres yang tidak biasa.
Riset dalam jurnal Sleep membuktikan orang yang kurang tidur seringkali tak mampu menahan keinginan untuk mengonsumsi makanan tak sehat, terutama makanan asin.
Alhasil, kebiasaan ini bisa memicu kenaikan berat badan.
Sindrom bartter merupakan cacat pada tungkai menaik yang tebal pada lengkung henle.
Kondisi ini bisa menyebabkan kadar kalium rendah, pH dara meningkat, dan tekanan darah rendah.
Orang dengan sindrom Bartter juga tidak dapat menyerap kembali natrium.
Setiap natrium yang mereka makan hilang melalui urin sehingga kenginan mengonsumsi makanan asin pun meningkat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.