Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 20/10/2020, 21:01 WIB
Mahardini Nur Afifah

Penulis

KOMPAS.com - Menopause adalah bagian normal dari perjalanan hidup wanita.

Wanita dikatakan mengalami menopause setelah tidak haid selama 12 bulan berturut-turut.

Menopause juga dikenal sebagai mati haid. Usia menopause wanita kebanyakan mulai pertengahan usia 40 tahun sampai pertengahan 50 tahun.

Baca juga: 7 Tanda-tanda Menopause pada Wanita

Melansir Women's Health, menopause tidak terjadi secara tiba-tiba. Tapi, melewati proses panjang selama beberapa tahun sebelumnya.

Sebelum mati haid, beberapa tanda-tanda menopause pada wanita seperti siklus haid jadi tidak lancar, bisa lebih lama atau lebih cepat.

Selain itu, beberapa wanita juga merasakan haidnya jadi lebih berat atau ringan ketimbang biasanya.

Dilansir dari Healthline, menopause bisa terjadi lantaran fungsi indung telur (ovarium) menurun seiring bertambahnya usia.

Penurunan fungsi indung telur ini memengaruhi turunnya produksi hormon kewanitaan yakni estrogen dan progesteron.

Baca juga: Kenali Ciri-Ciri Menopause Dini dan Penyebabnya

Penurunan hormon kewanitaan tersebut berdampak pada tubuh. Berikut beberapa efek menopause pada tubuh wanita:

1. Efek menopause pada sistem reproduksi

Menopause atau berhentinya siklus menstruasi juga berarti tubuh berhenti memproduksi sel telur untuk pembuahan.

Tanpa pelepasan sel telur yang siap dibuahi setiap bulan, wanita tidak bisa hamil lagi.

Selain itu, penurunan hormon estrogen juga bisa menyebabkan vagina lebih kering, susah terangsang, dan gairah seksual menurun.

Tapi, jangan khawatir. Rasa tidak nyaman saat berhubungan seks tersebut bersifat sementara. Pelumas seks bisa membantu mengatasi masalah ini.

Baca juga: Rutin Bercinta Setiap Minggu Bisa Menunda Menopause, Kok Bisa?

2. Efek menopause pada sistem endokrin

ilustrasi berkeringatshutterstock/YAKOBCHUK VIACHESLAV ilustrasi berkeringat
Sistem endokrin termasuk hormon yang bertanggung jawab mengatur organ reproduksi wanita.

Termasuk mengendalikan produksi hormon estrogen dan progesteron.

Turunnya hormon estrogen membuat wanita kerap merasa kegerahan dan mudah berkeringat, terutama di malam hari.

Kondisi yang bikin tak nyaman dan terkadang susah tidur ini bisa bertahan selama beberapa tahun setelah menopause.

Untuk mengatasi rasa tak nyaman sebagai efek menopause pada sistem endokrin, wanita perlu mengurangi kafein dan minuman panas.

Tak hanya itu, menopause juga bisa membuat tubuh menyimpan lebih banyak energi.

Dengan begitu, proses pembakaran kalori dan lemak tidak berjalan optimal. Akibatnya, wanita yang menopause rentan mengalami kenaikan berat badan.

Baca juga: 8 Macam Kelainan pada Tulang Manusia yang Perlu Diwaspadai

3. Efek menopause pada sistem saraf

Menopause dapat memengaruhi sistem saraf, termasuk bagian yang mengatur suasana hati.

Perubahan hormon bisa membuat suasana hati berubah-ubah, dari bahagia lalu mendadak sedih.

Wanita yang menopause juga bisa jadi murung atau mudah tersinggung.

Selain itu, menopause terkadang juga membuat wanita gampang lupa.

Jika perubahan suasana hati mengarah pada gangguan kecemasan atau depresi, ada baiknya wanita berkonsultasi ke dokter.

4. Efek menopause pada sistem ekskresi

Ilustrasi buang air kecilShutterstock Ilustrasi buang air kecil
Penurunan kadar estrogen dapat membuat kontrol kandung kemih tidak optimal.

Saat menopause, wanita bisa lebih susah menahan kencing sehingga terkadang sedikit mengompol saat tertawa, berolahraga, atau bersin.

Selain itu, wanita juga cenderung sering kencing. Dampaknya, beberapa orang jadi susah tidur di malam hari.

Baca juga: Osteoporosis: Gejala, Penyebab, Cara Mencegah

5. Efek menopause pada sistem kardiovaskular

Hormon estrogen secara alami memberikan efek melindungi pembuluh darah kardiovaskular.

Saat produksi estrogen menurun, risiko penyakit kardiovaskular juga jadi meningkat.

Kadar estrogen yang rendah dalam tubuh wanita juga memengaruhi kadar kolesterol.

Sehingga, risiko penyakit jantung dan stroke terkait kolesterol jadi meningkat.

6. Efek menopause pada tulang, otot, dan sendi

Ilustrasi osteoporosis, kualitas tulang menurun pada lansia.Shutterstock Ilustrasi osteoporosis, kualitas tulang menurun pada lansia.
Menopause membuat kepadatan tulang wanita menurun.

Kondisi ini bisa meningkatkan risiko patah tulang dan penyakit osteoporosis.

Selama menopause, wanita juga kehilangan massa otot lebih tinggi ketimbang sebelum menopause.

Selain itu, sendi wanita yang menopause juga kerap kaku dan sakit.

Untuk meminimalkan risiko efek menopause pada tulang, otot, dan sendi, wanita disarankan untuk rutin berolahraga.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com