KOMPAS.com - Media sosial saat ini tidak bisa dipisahkan dari kehidupan sehari-hari. Terlebih lagi, saat ini smartphone telah menjadi kebutuhan bagi berbagai kalangan.
Penggunaan media sosial sendiri secara tidak langsung telah mengubah cara kita berkomunikasi.
Tak hanya cara berkomunikasi, media sosial juga tidak langsung mempengaruhi kesehatan mental kita.
Baca juga: Media Sosial Rentan Bikin Baper, Coba 4 Cara Detoks Berikut
Anda mungkin akrab dengan pengalaman menelusuri lini masa media sosial hanya untuk melihat bagaimana cara orang lain hidup.
Meskipun gejala khas depresi, seperti kesedihan atau keputusasaan, mudah dikenali, ada gejala yang mungkin kurang terlihat.
Tidak jarang, orang kemudian membandingkan kehidupan pribadinya dengan kehidupan orang lain hanya melalui tampilan media sosial.
Kabar buruknya, hal ini sering membuat orang merasa stres dan depresi.
Memang media sosial bukanlah penyebab langsung, tapi dapat memfasilitasi kebiasaan yang memicu stes dan depresi.
Dalam sebuah penelitian yang dilakukan di Kanada tahun 2019 pada siswa kelas tujuh menemukan bahwa setiap jam yang dihabiskan menggunakan media sosial maka gejala depresi meningkat secara signifikan.
Penelitian ini tidak memberikan bukti sebab akibat hubungan antara media sosial dan depresi.
Meski begitu, ini menjadi peringatan bahwa penggunaan media sosial tetap harus diatur dan dibatas untuk mencegah timbulnya depresi.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.