Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Perilaku di Media Sosial yang Dapat Memicu Depresi

Kompas.com - 31/10/2020, 06:00 WIB
Resa Eka Ayu Sartika

Penulis

KOMPAS.com - Media sosial saat ini tidak bisa dipisahkan dari kehidupan sehari-hari. Terlebih lagi, saat ini smartphone telah menjadi kebutuhan bagi berbagai kalangan.

Penggunaan media sosial sendiri secara tidak langsung telah mengubah cara kita berkomunikasi.

Tak hanya cara berkomunikasi, media sosial juga tidak langsung mempengaruhi kesehatan mental kita.

Baca juga: Media Sosial Rentan Bikin Baper, Coba 4 Cara Detoks Berikut

Anda mungkin akrab dengan pengalaman menelusuri lini masa media sosial hanya untuk melihat bagaimana cara orang lain hidup.

Tidak jarang, orang kemudian membandingkan kehidupan pribadinya dengan kehidupan orang lain hanya melalui tampilan media sosial.

Kabar buruknya, hal ini sering membuat orang merasa stres dan depresi.

Memang media sosial bukanlah penyebab langsung, tapi dapat memfasilitasi kebiasaan yang memicu stes dan depresi.

Dalam sebuah penelitian yang dilakukan di Kanada tahun 2019 pada siswa kelas tujuh menemukan bahwa setiap jam yang dihabiskan menggunakan media sosial maka gejala depresi meningkat secara signifikan.

Penelitian ini tidak memberikan bukti sebab akibat hubungan antara media sosial dan depresi.

Meski begitu, ini menjadi peringatan bahwa penggunaan media sosial tetap harus diatur dan dibatas untuk mencegah timbulnya depresi.

Penelitian lain yang melihat hubungan antara media sosial dan rasa depresi dipublikasikan dalam pertemuan tahunan Association for Psychological Science di San Francisco tahun 2018.

Dalam studi tersebut, para peneliti mencoba mengamati sekitar 500 mahasiswa yang aktif menggunakan Facebook, Twitter, Instagram, dan Snapchat.

Para peneliti berkesimpulan, bukan alasan orang menggunakan media sosial yang dapat memicu depersi.

Baca juga: Ini Pentingnya Orangtua Perlu Batasi Penggunaan Media Sosial Anak

Depresi dapat terjadi karena cara menggunakan media sosial.

Setidaknya ada 5 perilaku penggunaan media sosial yang bisa memicu depresi.

1. Membandingkan kehidupan melalui media sosial

Media sosial membuat Anda lebih mudah membandingkan kehidupan dengan orang lain.

Dilansir dari Business Insider, media sosial membuat kita percaya bahwa setiap orang mempunyai kehidupan yang lebih sempurna daripada yang saat ini kita miliki.

Sebuah penelitian tahun 2018 menemukan bahwa banyak siswa membandingkan diri mereka di media sosial dan mencari umpan balik positif dari teman sebayanya.

2. Perasaan terisolasi saat tidak melihat media sosial

Media sosial memang dapat mendekatkan yang jauh. Tapi, di lain sisi, media sosial juga dapat menyebabkan Fear of Missing Out (FOMO) atau takut ketinggalan.

Jika sudah begitu, Anda akan lebih sering melihat media sosial agar tidak ketinggalan apapun.

Kebiasaan terlalu sering berselancar di dunia maya pada akhirnya justru menjauhkan yang dekat. Ini kemudian memunculkan rasa terisolasi secara sosial.

Dikutip dari Live Science, sebuah studi pada 2017 yang menemukan menghabiskan lebih banyak waktu di media sosial dikaitkan dengan perasaan terisolasi secara sosial.

Baca juga: 7 Tanda Anda Perlu Detoksifikasi Digital

3. Doom scrolling

Anda mungkin masih asing dengan istilah doom scrolling. Ini adalah istilah yang baru-baru ini muncul untuk menjelaskan perilaku kecenderungan terus mencari informasi di internet.

Perilaku ini mungkin berhubungan dengan FOMO atau ingin merasa lebih tau dibandingkan orang lain.

Sayangnya, perilaku ini sering kali membuat orang-orang cenderung mengakses berita buruk. Kebiasaan ini bahkan tidak berhenti meskipun Anda merasa depresi, sedih, atau kecewa.

4. Kurang tidur

Menghabiskan waktu dengan mengakses media sosial memang menyenangkan dan sering membuat lupa waktu.

Tak jarang, demi tenggelam di dunia maya, seseorang merelakan waktu tidurnya.

Sebuah studi pada 2019 membuktikan efek penggunaan media sosial pada pola tidur remaja usia 13 hingga 15 tahun.

Hasilnya, remaja yang menghabiskan 5 jam sehari mengakses media sosial cenderung tidur lebih malam dan mengalami kurang tidur.

Padahal, kurang tidur dan depresi merupakan lingkaran setan yang sulit diputuskan.

Kurang tidur dapat memicu depresi. Sedangkan depresi sering kali membuat orang susah tidur.

Baca juga: Waspada, Main HP di Kamar Mandi Bisa Sebabkan Ambeien

5. Cyberbullying

Beberapa tahun belakangan, kasus mengenai cyberbullying meningkat. Apalagi internet dapat membuat seseorang dengan mudah membuat akun anonim.

Dengan begitu, banyak orang sering melintarkan intimidasi, hinaan, dan hal negatif tanpa takut dimintai pertanggung jawaban.

Padahal hal ini bisa menimbulkan depresi dan rasa tertekan pada orang yang diserang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya
Cara Mencegah Cacar Api dengan Vaksinasi hingga Gaya Hidup
Cara Mencegah Cacar Api dengan Vaksinasi hingga Gaya Hidup
Health
Studi Baru Temukan Nutrisi Ini Bisa Turunkan Risiko Diabetes dan Penyakit Jantung
Studi Baru Temukan Nutrisi Ini Bisa Turunkan Risiko Diabetes dan Penyakit Jantung
Health
Dokter Beri Alasan Cukup Tidur untuk Orang Dewasa Sangat Penting
Dokter Beri Alasan Cukup Tidur untuk Orang Dewasa Sangat Penting
Health
Menyibak Masa Depan Rawat Inap Standar di Rumah Sakit
Menyibak Masa Depan Rawat Inap Standar di Rumah Sakit
Health
79 Persen Wilayah Indonesia Bebas Malaria, Menkes Optimistis Eliminasi Kasusnya
79 Persen Wilayah Indonesia Bebas Malaria, Menkes Optimistis Eliminasi Kasusnya
Health
Prevalensi Anemia Defisiensi Besi pada Anak Tinggi, IDAI Sebut Ini Efeknya…
Prevalensi Anemia Defisiensi Besi pada Anak Tinggi, IDAI Sebut Ini Efeknya…
Health
Pengobatan Penyakit Sel Sabit: Ada Obat Harian dan Terapi Gen
Pengobatan Penyakit Sel Sabit: Ada Obat Harian dan Terapi Gen
Health
Hari Sel Sabit Sedunia: Kenali Gejala Awal dan Tanda Darurat Penyakit Sel Sabit
Hari Sel Sabit Sedunia: Kenali Gejala Awal dan Tanda Darurat Penyakit Sel Sabit
Health
Dokter Peringatkan Kurang Tidur Bisa Sebabkan Hipertensi
Dokter Peringatkan Kurang Tidur Bisa Sebabkan Hipertensi
Health
Hari Sel Sabit Sedunia: Mutasi Genetik Jadi Akar Penyebab Penyakit Sel Sabit
Hari Sel Sabit Sedunia: Mutasi Genetik Jadi Akar Penyebab Penyakit Sel Sabit
Health
IDAI: Anemia Bisa Rusak Otak Anak dan Turunkan Kecerdasan, Ini Langkah Pencegahannya
IDAI: Anemia Bisa Rusak Otak Anak dan Turunkan Kecerdasan, Ini Langkah Pencegahannya
Health
Kepala BGN: MBG Jadi Solusi Anak Bisa Minum Susu dan Makan Bergizi
Kepala BGN: MBG Jadi Solusi Anak Bisa Minum Susu dan Makan Bergizi
Health
Hari Sel Sabit Sedunia: Penyakit Langka yang Diam-diam Merenggut Nyawa di Usia Muda
Hari Sel Sabit Sedunia: Penyakit Langka yang Diam-diam Merenggut Nyawa di Usia Muda
Health
700 Lebih Kasus Hamil di Bawah Umur di Lombok Timur, Dokter: Ini Berisiko Tinggi
700 Lebih Kasus Hamil di Bawah Umur di Lombok Timur, Dokter: Ini Berisiko Tinggi
Health
Bahaya Anemia: Tubuh Terlihat Sehat tapi Kekurangan Zat Besi
Bahaya Anemia: Tubuh Terlihat Sehat tapi Kekurangan Zat Besi
Health
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau