Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Penyebab Paling Umum Anda Sering Sendawa

Kompas.com - 03/11/2020, 10:32 WIB
Resa Eka Ayu Sartika

Penulis

KOMPAS.com - Banyak orang bersendawa setelah selesai makan. Namun, sendawa saat berada di tempat umum sering dianggap melanggar adat kesopanan.

Padahal, sendawa sendiri adalah hal yang wajar dan merupakan reaksi tubuh untuk membuang kelebihan gas.

Jika ditahan, atau gas tersebut tidak dikeluarkan, maka bisa menyebabkan perut kembung atau rasa nyeri di sekitar perut.

Baca juga: 13 Penyebab Sering Sendawa, Termasuk Bisa Jadi Gejala Penyakit

Inilah mengapa di Indonesia, sendawa sering kali juga identik dengan masuk angin.

Ya, meski sendawa adalah suatu kondisi yang wajar terjadi, tapi hal ini juga bisa menunjukkan apa yang terjadi pada tubuh Anda.

Sendawa sendiri merupakan proses alami tubuh untuk membuang udara berlebih dari saluran pencernaan bagian atas.

Dirangkum dari Live Strong, setelah makan maka perut akan mergang untuk menampung makanan.

Salah satu bagian dari mekanisme ini membuat katup antara kerongkonan dan perut untuk rileks. Dengan katup yang membuka, sejumlah gas akan keluar.

Hal inilah yang menyebabkan sendawa.

Rata-rata orang bersendawa satu hingga 4 kali setiap kali makan.

Meski normal, tapi sendawa juga menunjukkan apa yang terjadi pada tubuh Anda.

Beberapa kondisi tubuh yang menyebabkan Anda sendawa berulang kali.

1. Terlalu banyak menelan udara

Penyebab paling umum dari seringnya kita bersendawa adalah terlalu banyak menelan udara.

Aerophagia, atau menelan udara, dapat terjadi saat Anda mengunyah permen karet, minum dengan sedotan, atau bahkan berbicara saat Anda makan. Hal ini dapat terjadi tanda kita sadari.

Baca juga: Panduan Memilih Makanan untuk Penderita Maag

Dikutip dari Web MD, hal ini juga bisa terjadi saat kita menelan banyak makanan sekaligus atau makan dengan cepat.

Cara makan terburu-buru seperti ini membuat kita menelan udara ekstra dalam proses memasukkan makanan.

Meski begitu, udara biasanya terjebak di kerongkonan dan tidak sampai ke perut. Udara akan keluar ketika Anda bersendawa.

Ini dapat dengan mudah diselesaikan dengan beberapa ukuran gaya hidup sederhana:

  • Perlambat saat Anda makan, jadi Anda menelan lebih sedikit udara dengan makanan Anda
  • Hindari minuman berkarbonasi, yang melepaskan gas karbon dioksida
  • Hindari mengunyah permen karet dan permen keras, yang menyebabkan Anda menelan udara lebih sering dari biasanya
  • Berhenti merokok,  saat menghirup asap, Anda juga menghirup (dan menelan) udara

2. Anda bernapas dengan mulut

Jika Anda mengalami kekenyangan kronis karena alergi atau penyimpangan septum, ini dapat memaksa Anda untuk bernapas melalui mulut. Kondisi ini sering meningkatkan kemungkinan Anda untuk menelan udara.

Selain itu, penyebab terlalu sering bersendawa adalah post-nasal drip. Ini merupakan kondisi ketika lendir berkumpul di belakang tenggorokan.

Post nasal drip membuat Anda menelan lebih banyak udara untuk membuangnya.

Untuk mengatasi hal ini, Anda bisa minum lebih banyak air.

Baca juga: Apa Beda Gejala Intoleransi Laktosa dan Alergi Susu?

3. Intoleransi laktosa atau fruktosa

Kasus intoleransi laktosa banyak terjadi di seluruh belakan dunia. Ini merupakan kondisi ketika tubuh kesulitan mencerna laktosa atau produk susu.

Ini berarti tubuh tidak dapat sepenuhnya mencerna makanan yang mengandung susu. Kondisi tersebut membuat laktosa menempel di perut Anda dan menghasilkan gas yang membuat Anda bersendawa.

Sendawa yang mungkin berasal dari intoleransi laktosa adalah ketika hal itu terjadi dalam beberapa jam setelah mengonsumsi produk susu dan disertai dengan gejala lain, seperti sakit perut, kembung, dan kentut.

Cara mudah untuk mengatasi hal ini adalah menghentikan konsumsi produk susu.

Selain intoleransi laktosa, penyebab sering sendawa lainnya adalah intoleransi fruktosa.

Kondisi ini terjadi ketika Anda banyak bersendawa setelah minum jus buah.

Hal ini karena gula alami dalam buah bisa membentuk gas saat perut akan memecahnya.

Anda cukup mengurangi jenis minuman ini serta produk apa pun yang mengandung sirup jagung fruktosa tinggi dapat membantu.

4. Stres

Saat Anda gugup atau cemas, Anda mungkin mengalami hiperventilasi atau terlalu banyak menghirup udara.

Baca juga: Cara Mudah Melakukan Relaksasi untuk Atasi Stres

Banyak orang tidak sadar ketika gugup mereka akan lebih banyak menelan udara secara berulang-ulang. Hal ini dapat memicu Anda bersendawa berulang kali.

Orang dengan gangguan kecemasan juga rentan terhadap jenis sendawa tertentu, yang dikenal sebagai "sendawa supragastrik".

Ini terjadi ketika orang tersebut memulai bersendawa dengan menghisap udara ke dalam dada kemudian dengan cepat 'mendorong' keluar menjadi 'sendawa'.

Salah satu cara termudah untuk mengatasinya adalah dengan mengelola stres dengan baik.

5. Asam lambung naik atau tukak lambung

Jika Anda mengalami refluks asam, asam lambung akan mulai naik kembali ke kerongkongan. Hal ini menyebabkan Anda menelan lebih banyak udara, sehingga perut terasa kembung dan banyak bersendawa.

Pada gejala ringan, kondisi ini dapat diatasi dengan meminum antasida yang dijual bebas. Namun, pada kasus yang lebih parah, Anda mungkin perlu memeriksakan diri pada dokter.

Selain asam lambung yang naik, banyak bersendawa bisa terjadi akibat tukak lambung. Tukak lambung adalah luka terbuka di selaput perut.

Kondisi tersebut sering disebut dengan istilah penyakit maag.

Hal ini dapat menyebabkan Anda bersendawa lebih sering dan merasa kenyang atau kembung setelah makan makanan berlemak.

Beberapa jenis tukak lambung juga berkaitan dengan peradangan pada lapisan perut yang disebabkan oleh Helicobacter pylori.

Biasanya kondisi ini akan sembuh setelah beberapa minggu. Obat yang menghentikan naiknya asam lambung mungkin membantu meredakan gejalanya.

Baca juga: 5 Manfaat Makanan Fermentasi untuk Kesehatan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com