KOMPAS.com - Sama dengan kekerasan fisik, kekerasan emotional juga bisa berdampak negatif untuk kesehatan.
Data dari medical News juga menyebut pelecehan atau kekerasan emosional dampaknya serupa dengan kekerasan fisik, dan bisa memicu depresi hingga rendahnya harga diri.
Tak hanya itu, kekerasan emosonal juga bisa memicu penyakit kronis, seperti fibromyalgia dan sindrom kelelahan kronis.
Baca juga: 4 Jenis Makanan yang Harus Dihindari Penderita Depresi
Seseorang yang mengalami kekerasaan emosional juga berisiko mengalami gangguan berikut:
Dalam beberapa kasus, kekerasan emosional dapat menyebabkan gangguan stres pasca trauma (PTSD).
Pelecehan atau kekerasan emosional merupakan cara untuk mengontrol orang lain dengan menggunakan emosi untuk mengkritik, mempermalukan, menyalahkan, atau memanipulasi.
Seseorang bisa dikatakan mengalami kekerasan emosional ketika sering mendapatkan kata-kata kasar dan perilaku yang bisa menurunkan harga diri dan merusak kesehatan mentalnya.
Biasanya, hal ini seringkali terjadi dalam sebuah hubungan asmara, pernikahan, atau antar keluarga.
Tanda seseorang mengalami kekerasan emosional memang sulit dikenali. Akan tetapi, efeknya bisa berlaku jangka panjang.
Orang yang melakukan kekerasan emosional seringkali menerapkan harapan yang tidak realistis kepada korbannya, misalnya:
Kekerasan emosional dapat menyebabkan gangguan mental dan fisik yang tidak boleh diabaikan.
Itu sebabnya, saat mengalami kekerasan emosional kita harus melakukan langkah berikut:
1. Mencari bantuan
Cobalah meminta bantuan dengan berbicara kepada teman atau keluarga yang dipercaya.
Jika bercerita kepada mereka membuat Anda masih merasa tidak aman, cobalah untuk meminta bantuan profesional atau bergabung dengan kelompok dukungan untuk orang-orang yang pernah mengalami pelecehan atau trauma.
Baca juga: Gangguan Kecemasan Picu Komplikasi Serius, Begini Cara Mencegahnya